Siste menjelaskan bahwa kecanduan terjadi karena interaksi kompleks yang melibatkan faktor perilaku, genetik, dan sirkuit otak.
Otak bagian depan yang belum matang, ia mengatakan, membuat orang berusia remaja dan dewasa muda berisiko tinggi melakukan perilaku impulsif yang selanjutnya dapat membuat mereka mengalami adiksi.
Baca Juga: Warga Sorogaten I Tagih Janji Dukuh Rubiman Mundur dari Jabatan, Ini Alasannya
"Ketika emosinya labil, tapi otak bagian depannya belum mature, maka terjadi perilaku-perilaku impulsif yang dia gunakan untuk memperbaiki emosinya, salah satunya ke judi online," katanya.
Siste memandang kecanduan judi online sebagai masalah kesehatan jiwa serius yang penanganannya membutuhkan dukungan dari tenaga profesional.
"Memang masalahnya bukan masalah yang kecil untuk kecanduan judi ini," katanya.
"Kalau kita lihat, dua persen dari populasi Indonesia itu jumlahnya sangat banyak. Jadi, ini benar adalah masalah serius, bahkan saya bisa mengatakan sebagai bencana nasional dalam hal ini," ia menambahkan.(*)
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: harianmerapi.com
Artikel Terkait
13 Situs Legal Nonton Film Hollywood 2024: HD, Aman & Bebas Bajakan!
Titus The Detective Episode The Crying Boy Tayang Perdana: Sinopsis & Jadwal di RCTI
Lisa Mariana Ngaku Punya Air Gaib untuk Rambut Cetar Saat Hadapi Pemeriksaan Kasus Ridwan Kamil
Erick Thohir Tegas Minta Suporter Move On dari Shin Tae-yong, Ini Alasan dan Profil Lengkapnya