Dante menegaskaan bahwa pemerintah menyambut baik intervensi inovasi melalui vaksin dalam penanganan DBD.
"Untuk itu, kami berkomitmen untuk menjalin kerja sama yang berkesinambungan dengan seluruh pemangku kepentingan terkait, seperti FNM Society dan Koalisi Bersama Lawan Dengue (KOBAR), guna mencapai target utama ‘Indonesia Nol Kematian Akibat Dengue 2030’. Maka, kami mengajak seluruh masyarakat untuk turut serta dalam upaya pencegahan dengue di lingkungannya masing-masing,” paparnya.
Sementara itu, Ketua dan Pendiri Farid Nila Moeloek (FNM) Society, dr. Nila Djuwita mengatakan aktivasi peran dari masyarakat dalam memperkuat langkah-langkah pencegahan DBD di tingkat terkecil, yaitu keluarga penting dilakukan untuk mencegah kasus tersebut.
"Sebelum kita dapat menggerakkan yang lebih besar di tingkat nasional. Apalagi, semua orang berisiko terkena DBD," ungkapnya.
Agenda semacam diskusi bertemakan 'Pentingnya Peran Masyarakat dalam Perlindungan Keluarga terhadap Ancaman Dengue' bersama para pemangku kepentingan terkait baik untuk berdiskusi dan bersama-sama mencari solusi dalam pencegahan penyakit dengue.
dr. Nila menambahkan, beban yang ditimbulkan oleh penyakit DBD berdampak signifkan, baik secara sosial maupun ekonomi. Pasien yang terlambat ditangani dapat berakibat fatal bahkan menyebabkan kematian.
"Dan hal ini berisiko lebih tinggi pada anak-anak. Kalau sudah begitu, bukan hanya keluarga yang dirugikan –mulai dari biaya yang dikeluarkan, rasa cemas dan khawatir– tetapi apabila terjadi secara luas bisa menimbulkan kerugian pada negara," pungkasnya.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: jawapos.com
Artikel Terkait
Ditemukan Pelanggaran, Kemenag Cabut Sertifikat Halal Roti Okko
10 Tahun Pemerintahan Jokowi: Warisan Utang Menggunung, Tak Sebanding dengan Pertumbuhan
Viral Banyak Anak Cuci Darah di RSCM, Ini Penyebab serta Pencegahannya
Hasil Uji BPOM: Roti Okko Mengandung Pengawet Ilegal, Roti Aoka Lolos Uji