GELORA.ME - Wakil Menteri Kementerian Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menyebut bahwa dalam 10 tahun terakhir, kasus dengue/DBD di Indonesia meningkat seiring dengan pergantian iklim. Ia mengatakan, puncak kasus tersebut biasanya ada di bulan Februari.
"Mulai naik di bulan November dan puncaknya terjadi sekitar bulan Februari. Apalagi dengan suhu panas yang sekarang dibawa oleh El Nino," ujarnya dalam Diskusi Publik 'Pentingnya Peran Masyarakat dalam Perlindungan Keluarga terhadap Ancaman Dengue', Rabu (17/1).
Dengan banyaknya kasus DBD itu, Dante mengatakan bahwa Indonesia menjadi salah satu dari 30 negara endemik dengan kasus tertinggi. Sebagian besar kabupaten/kota mempunyai incidence rate >10/100.000,
"Tetapi ada 26 kabupaten/kota yang sudah mencapai incidence rate >10/100.000," ungkapnya.
Untuk mengatasi hal itu, Kemenkes telah merumuskan strategi nasional penanggulangan dengue 2021-2025 yang mencakup manajemen vektor, surveilans, tatalaksana, partisipasi masyatrakat, komitmen pemerintah dan kajian.
"Oleh karena itu, Pemerintah secara aktif melakukan sosialisasi terkait gerakan masyarakat seperti program 3M Plus," ucapnya.
"Sejauh ini, 3M Plus masih menjadi program yang cukup efektif. Namun memang, selain dengan memperkuat program pemberdayaan masyarakat, dibutuhkan upaya yang lebih inovatif untuk pengendalian DBD di Indonesia, seperti pengembangan teknologi nyamuk ber-Wolbachia dan vaksin," imbuhnya.
Artikel Terkait
Ditemukan Pelanggaran, Kemenag Cabut Sertifikat Halal Roti Okko
10 Tahun Pemerintahan Jokowi: Warisan Utang Menggunung, Tak Sebanding dengan Pertumbuhan
Viral Banyak Anak Cuci Darah di RSCM, Ini Penyebab serta Pencegahannya
Hasil Uji BPOM: Roti Okko Mengandung Pengawet Ilegal, Roti Aoka Lolos Uji