"Ini Pak Prabowo yang menyatakan tidak nyaman," kata Yunarto.
Selain itu menurut Yunarto, pernyataan Jokowi itu baginya agak menyedihkan.
"Buat saya agak menyedihkan seorang presiden yang seharusnya sudah menghabiskan masa jabatan itu, harusnya menjadi stateman atau seorang negarawan," ujar Yunarto.
Ia mencontohkan apa yang dilakukan mantan presiden sebelumnya yakni SBY dan Megawati Soekarnoputri.
"Pak SBY berbicara misalnya mengenai malaria dalam konteks global, diundang di luar negeri tentang peradaban dunia dan konstelasi global yang baru dalam institutnya Dino Patti Jalal," kata Yunarto.
"Ibu Mega diundang oleh Paus. Harusnya itu yang dimainkan oleh seorang yang sudah selesai dengan dirinya sendiri," kata dia.
Pernyataan Jokowi ini menurut Yunarto semakin menjustifikasi bahwa Jokowi menempatkan Prabowo-Gibran bukan keberlanjutan program, tapi konstelasi kekuasaan.
"Yang bahkan ketika belum setahun, sudah menempatkan seakan-akan keduanya harus jadi kembali. Dan itu melampaui tata negara, bahwa tidak bisa ada orang yang dipatok dari awal harus berpasangan dengan orang yang sama," ujarnya
Sumber: Wartakota
Artikel Terkait
Dokter Tifa Soroti Sinyal Bareskrim Usut Koran Pengumuman Jokowi di UGM: Analisis Kejanggalan Ijazah
KPK Didorong Usut Perry Warjiyo dan Seluruh Dewan Gubernur BI dalam Kasus Dana CSR
Harvey Moeis Dapat Remisi 1 Bulan: Potongan Masa Tahanan untuk Kasus Korupsi Timah Rp300 Triliun
Kasus Ijazah Palsu Hellyana vs Jokowi: Kapan Bareskrim Tetapkan Tersangka?