“Itu diulang di dalam berbagai pertemuan dunia. Kemudian diterjemahkan dengan langkah programatis, seperti MBG, kemudian juga ada swasembada pangan, kemudian ada penghapusan utang UMKM, ada akan dibangun 80 ribu koperasi desa merah putih akan dibangun sekolah rakyat untuk orang miskin,” beber dia.
Di sisi lain, lanjut Prof Didin, masyarakat dikejutkan dengan sejumlah kebijakan tegas di awal pemerintahan Prabowo, yakni efisiensi anggaran yang sebelumnya sudah dinarasikan ada 30 persen kebocoran.
“Itu bukan hanya sekarang. Tapi sejak Pak Harto itu berlangsung kemudian di pemerintahan negara reformasi bahkan di dalam penelitian yang saya bimbing S2, (terkait) betulnya kebocoran di era reformasi sudah sampai 40 persen,” bebernya lagi.
Masih kata Prof Didin, adanya langkah yang berani dengan memotong anggaran kementerian dan non kementerian sebesar, Rp306 triliun dari Prabowo merupakan hal yang patut diapresiasi.
“Yang mengejutkan lagi adalah langkah dimunculkannya Danantara dan terakhir saya sudah sebut yang bersifat politis adalah adanya RUU TNI yang akan memperluas jabatan-jabatan perwira TNI yang aktif dalam berbagai jabatan sipil,” tutupnya
Sumber: RMOL
Artikel Terkait
Kader PSI Sebut Mahfud MD Sengkuni, Ini Alasan Kontroversial di Balik Kritik Proyek Jokowi
Bobby Nasution Didesak KPK: Kapan Diperiksa Soal Kasus Jalan Tapanuli?
Dana Rp4,1 Triliun Jabar Mengendap di Bank? Dedi Mulyadi Bantah Keras & Diminta Buka Bukti!
Mengungkap Masalah Whoosh Sejak Awal: Analisis Lengkap Proyek Kereta Cepat yang Disebut Busuk