"Pertemuan tersebut sangat mungkin bagi Mega mencoba menggaet parpol lainnya seperti Golkar dan PAN untuk bersama-sama dalam koalisi yang dibangun oleh PDIP," kata Saiful.
Menurut akademisi Universitas Sahid Jakarta ini, meskipun tidak mudah, namun hal tersebut terus dilakukan Mega di tengah ketidaksepahaman partai politik (parpol) tentang siapakah kandidat yang akan diusung menjadi Cawapres Ganjar.
Selain itu kata Saiful, belum jelasnya peluang dan tingkat keterpilihan Ganjar menjadi problematik tersendiri. Karena jika pada akhirnya Ganjar cenderung mudah dikalahkan oleh kandidat lainnya, maka Golkar dan PAN tidak akan menyia-nyiakan memberikan dukungan kepada Ganjar.
Analisa Saiful, butuh kerja politik ekstra untuk PDIP dan Megawati demi meyakinkan PAN dan Golkar agar bersama-sama memberikan dukungan kepada Ganjar. Termasuk, memastikan bahwa hitungan untung rugi apabila memberikan dukungan kepada Ganjar.
"Meski sekelas Megawati pun harus turun tangan untuk memasarkan Ganjar, tidak akan mudah bagi Airlangga dan Zulhas akan memberikan dukungan kepada Ganjar. Karena tentu parpol tersebut akan lebih berpikir tentang masa depan parpolnya daripada berpikir tentang kemenangan Ganjar," pungkas Saiful.
Sumber: RMOL
Artikel Terkait
Bupati Lamteng Ardito Wijaya Goda Wartawati Kamu Cantik Hari Ini Usai Jadi Tersangka KPK
Analisis Anton Permana: Dasco dan Sjafrie Bukan Rival, tapi Dua Pilar Penopang Prabowo
Bencana Ekologis Aceh & Sumatera: Penyebab, Seruan Beli Hutan, dan Aturan Hukumnya
Klaim Bombshell Rismon Sianipar: Kasmudjo Tak Kenal Jokowi Sama Sekali, Ijazah UGM Dipertanyakan