Bergabung dengan PT Djajanti Grup pada 1969, kariernya melesat hingga diangkat sebagai General Manager Pabrik Plywood Nusantara di Gresik dalam waktu tujuh tahun. Setahun kemudian, ia memutuskan untuk merintis usaha sendiri dengan membeli CV Pacific Lumber Coy, yang menjadi cikal bakal Barito Pacific Timber.
Ekspansi Bisnis dan Pencapaian
Di bawah kepemimpinan Prajogo, Barito Pacific Timber berkembang menjadi perusahaan kayu terbesar di Indonesia dan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 1993. Perusahaan kemudian berekspansi ke sektor petrokimia dengan mendirikan PT Chandra Asri Petrochemical Center dan PT Tri Polyta Indonesia Tbk.
Ekspansi terus berlanjut dengan akuisisi 15% saham Chandra Asri oleh Thaioil pada Juli 2021, dan pengambilalihan 33% saham Star Energy dari BCPG Thailand senilai US$440 juta pada Maret 2022.
Menurut Forbes, Prajogo Pangestu saat ini menduduki peringkat ke-46 orang terkaya dunia dengan kekayaan US$40,6 miliar atau setara Rp674,16 triliun.
Artikel Terkait
Bursa Asia Anjlok: Penyebab, Dampak, dan Prospek ke Depan
IHSG Rawan Koreksi 5 November 2025: Analisis Teknis & Rekomendasi Saham PTBA, MYOR, HEAL
IHSG Melemah 0,51% ke 8.200, RISE dan IPAC Jadi Top Losers Terbesar
CBRE (Cakra Buana Resources Energi) Raih Pinjaman Rp803 Miliar dari BRI untuk Kapal Hai Long 106: Strategi dan Dampaknya