#Kalah

Janji Pemerintah ke Pegawai Sritex yang Kena PHK: Carikan Pekerjaan Baru Tanpa Diskriminasi Usia

News

Janji Pemerintah ke Pegawai Sritex yang Kena PHK: Carikan Pekerjaan Baru Tanpa Diskriminasi Usia

Sabtu, 01 Maret 2025 | 13:15 WIB
Ahok Buka Suara Soal Dugaan Busuknya Oknum BPK di Kasus Korupsi Pertamina: Penguasa Tidak Mau Stop!

News

Ahok Buka Suara Soal Dugaan Busuknya Oknum BPK di Kasus Korupsi Pertamina: Penguasa Tidak Mau Stop!

Sabtu, 01 Maret 2025 | 10:30 WIB
Kasus Bank Bali Perlu Dituntaskan agar Tak Terulang

News

Kasus Bank Bali Perlu Dituntaskan agar Tak Terulang

Jumat, 28 Februari 2025 | 09:30 WIB
Prabowo Subianto Sebut Gibran vs AHY Bisa Terjadi di Pilpres 2029, Puan Melirik Tajam

News

Prabowo Subianto Sebut Gibran vs AHY Bisa Terjadi di Pilpres 2029, Puan Melirik Tajam

Rabu, 26 Februari 2025 | 18:10 WIB
Prabowo Berpeluang Gandeng AHY Atau Puan di 2029

News

Prabowo Berpeluang Gandeng AHY Atau Puan di 2029

Rabu, 26 Februari 2025 | 17:50 WIB
JOKO Widodo alias Jokowi sudah lengser. Tak lagi punya kekuasaan. Presiden bukan, ketua partai juga bukan. Di PDIP, Jokowi pun dipecat. Jokowi dipecat bersama anak dan menantunya, yaitu Gibran Rakabuming Raka dan Bobbby Nasution. Satu paket. Anak bungsu Jokowi punya partai, tapi partainya kecil. Yaitu Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Partai gurem ini tidak punya anggota di DPR RI. Di Pemilu 2024, partai yang dipimpin Kaesang ini memperoleh suara kurang dari empat persen. Pada posisi seperti ini, apakah Jokowi lemah? Jangan buru-buru menilai bahwa Jokowi lemah. Lalu anda yakin bisa penjarakan Jokowi? Sabar! Semua ada penjelasan ilmiahnya. Semua ada hitung-hitungan politiknya. Manusia satu ini unik. Lain dari yang lain. Langkah politiknya selalu misterius. Tak mudah ditebak. Publik selalu terkecoh dengan manuvernya. Anda tak pernah menyangka Gibran jadi walikota, lalu jadi wakil presiden sebelum tugasnya sebagai walikota selesai. Anda tak pernah menyangka Kaesang jadi ketum PSI. Prosesnya begitu cepat. Tak ada yang prediksi Airlangga Hartarto mundur mendadak dari ketum Golkar. Anda juga tak pernah menyangka suara PDIP dan Ganjar Pranowo dibuat seragam yaitu 16 persen di Pemilu 2024. Persis sesuai yang diinginkan Jokowi. Anda nggak pernah sangka UU KPK direvisi. UU Minerba diubah. Desentralisasi izin tambang diganti jadi sentralisasi lagi. Omnibus Law lahir. IKN dibangun. PIK 2 jadi PSN. Bahkan rektor universitas dipilih oleh menteri. Ini out of the box. Nggak pernah ada di pikiran rakyat. Tapi, semua dengan begitu mudah dibuat. Mungkin anda nggak pernah berpikir mobil Esemka itu bodong. Anda juga nggak pernah menyangka ketua FPI dikejar dan akan dieksekusi oleh aparat di jalanan. Juga nggak pernah terlintas di pikiran ada Panglima TNI dicopot di tengah jalan. Ini semua adalah langkah out of the box. Tak pernah terlintas di kepala anda. Di kepala siapa pun. Ketika anda berpikir Jokowi melemah pasca lengser, ternyata orang-orang Jokowi masuk kabinet. Jumlahnya masih cukup banyak dan signifikan. Ketua KPK, Jaksa Agung dan Kapolri sekarang adalah orang-orang yang dipilih di era Jokowi. Ketika anda tulis Adili Jokowi di berbagai tempat, Kaesang, anak Jokowi justru pakai kaos putih bertuliskan Adili Jokowi. Pernahkah Anda menyangka ini akan terjadi? Teriakan Adili Jokowi kalah kuat gaungnya dengan teriakan Hidup Jokowi. Ini tanda apa? Jelas: Jokowi masih kuat dan masih punya kesaktian. Semoga pemimpin zalim seperti Jokowi Allah hancurkan. inilah doa sejumlah ustaz yang seringkali kita dengar. Apakah Jokowi hancur? Tidak! Setidaknya hingga saat ini. Esok? Nggak ada yang tahu. Dan kita bukan juru ramal yang pandai menebak masa depan nasib orang. Kalau cuma 1.000 sampai 2.000 massa yang turun ke jalan untuk adili Jokowi, nggak ngaruh. Ngaruh secara moral, tapi gak ngaruh secara politik. Beda kalau satu-dua juta mahasiswa duduki KPK, itu baru berimbang. Emang, selain 1998, pernah ada satu-dua juta mahasiswa turun ke jalan? Belum pernah! Massa mahasiswa, buruh dan aktivis saat ini belum menemukan isu bersama. Isu Adili Jokowi tidak terlalu kuat untuk mampu menghadirkan satu-dua juta massa. Kecuali ada isu lain yang menjadi triggernya. Contoh? Gibran ngebet jadi presiden dan bermanuver untuk menggantikan Prabowo di tengah jalan, misalnya. Ini bisa memantik kemarahan massa untuk terkonsentrasi kembali pada satu isu. Contoh lain: ditemukan bukti yang secara meyakinkan mengungkap kejahatan dan korupsi Jokowi, misalnya. Ini bisa jadi trigger isu. Ini baru out of the box vs out of the box. Tagar Adili Jokowi bisa leading. Kalau cuma omon-omon, ya cukup dihadapi oleh Kaesang yang pakai kaos Adili Jokowi. Demo Adili Jokowi lawannya cukup Kaesang saja. Jokowi terlalu tinggi untuk ikut turun dan menghadapinya. Sampai detik ini, Jokowi masih terlalu perkasa untuk dihadapi oleh 1.000-2.000 massa yang menuntutnya diadili. rmol.id *Penulis adalah Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa

News

JOKO Widodo alias Jokowi sudah lengser. Tak lagi punya kekuasaan. Presiden bukan, ketua partai juga bukan. Di PDIP, Jokowi pun dipecat. Jokowi dipecat bersama anak dan menantunya, yaitu Gibran Rakabuming Raka dan Bobbby Nasution. Satu paket. Anak bungsu Jokowi punya partai, tapi partainya kecil. Yaitu Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Partai gurem ini tidak punya anggota di DPR RI. Di Pemilu 2024, partai yang dipimpin Kaesang ini memperoleh suara kurang dari empat persen. Pada posisi seperti ini, apakah Jokowi lemah? Jangan buru-buru menilai bahwa Jokowi lemah. Lalu anda yakin bisa penjarakan Jokowi? Sabar! Semua ada penjelasan ilmiahnya. Semua ada hitung-hitungan politiknya. Manusia satu ini unik. Lain dari yang lain. Langkah politiknya selalu misterius. Tak mudah ditebak. Publik selalu terkecoh dengan manuvernya. Anda tak pernah menyangka Gibran jadi walikota, lalu jadi wakil presiden sebelum tugasnya sebagai walikota selesai. Anda tak pernah menyangka Kaesang jadi ketum PSI. Prosesnya begitu cepat. Tak ada yang prediksi Airlangga Hartarto mundur mendadak dari ketum Golkar. Anda juga tak pernah menyangka suara PDIP dan Ganjar Pranowo dibuat seragam yaitu 16 persen di Pemilu 2024. Persis sesuai yang diinginkan Jokowi. Anda nggak pernah sangka UU KPK direvisi. UU Minerba diubah. Desentralisasi izin tambang diganti jadi sentralisasi lagi. Omnibus Law lahir. IKN dibangun. PIK 2 jadi PSN. Bahkan rektor universitas dipilih oleh menteri. Ini out of the box. Nggak pernah ada di pikiran rakyat. Tapi, semua dengan begitu mudah dibuat. Mungkin anda nggak pernah berpikir mobil Esemka itu bodong. Anda juga nggak pernah menyangka ketua FPI dikejar dan akan dieksekusi oleh aparat di jalanan. Juga nggak pernah terlintas di pikiran ada Panglima TNI dicopot di tengah jalan. Ini semua adalah langkah out of the box. Tak pernah terlintas di kepala anda. Di kepala siapa pun. Ketika anda berpikir Jokowi melemah pasca lengser, ternyata orang-orang Jokowi masuk kabinet. Jumlahnya masih cukup banyak dan signifikan. Ketua KPK, Jaksa Agung dan Kapolri sekarang adalah orang-orang yang dipilih di era Jokowi. Ketika anda tulis Adili Jokowi di berbagai tempat, Kaesang, anak Jokowi justru pakai kaos putih bertuliskan Adili Jokowi. Pernahkah Anda menyangka ini akan terjadi? Teriakan Adili Jokowi kalah kuat gaungnya dengan teriakan Hidup Jokowi. Ini tanda apa? Jelas: Jokowi masih kuat dan masih punya kesaktian. Semoga pemimpin zalim seperti Jokowi Allah hancurkan. inilah doa sejumlah ustaz yang seringkali kita dengar. Apakah Jokowi hancur? Tidak! Setidaknya hingga saat ini. Esok? Nggak ada yang tahu. Dan kita bukan juru ramal yang pandai menebak masa depan nasib orang. Kalau cuma 1.000 sampai 2.000 massa yang turun ke jalan untuk adili Jokowi, nggak ngaruh. Ngaruh secara moral, tapi gak ngaruh secara politik. Beda kalau satu-dua juta mahasiswa duduki KPK, itu baru berimbang. Emang, selain 1998, pernah ada satu-dua juta mahasiswa turun ke jalan? Belum pernah! Massa mahasiswa, buruh dan aktivis saat ini belum menemukan isu bersama. Isu Adili Jokowi tidak terlalu kuat untuk mampu menghadirkan satu-dua juta massa. Kecuali ada isu lain yang menjadi triggernya. Contoh? Gibran ngebet jadi presiden dan bermanuver untuk menggantikan Prabowo di tengah jalan, misalnya. Ini bisa memantik kemarahan massa untuk terkonsentrasi kembali pada satu isu. Contoh lain: ditemukan bukti yang secara meyakinkan mengungkap kejahatan dan korupsi Jokowi, misalnya. Ini bisa jadi trigger isu. Ini baru out of the box vs out of the box. Tagar Adili Jokowi bisa leading. Kalau cuma omon-omon, ya cukup dihadapi oleh Kaesang yang pakai kaos Adili Jokowi. Demo Adili Jokowi lawannya cukup Kaesang saja. Jokowi terlalu tinggi untuk ikut turun dan menghadapinya. Sampai detik ini, Jokowi masih terlalu perkasa untuk dihadapi oleh 1.000-2.000 massa yang menuntutnya diadili. rmol.id *Penulis adalah Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa

Rabu, 26 Februari 2025 | 11:55 WIB
Jokowi Percaya Diri Tak Diadili

News

Jokowi Percaya Diri Tak Diadili

Rabu, 26 Februari 2025 | 09:05 WIB
Prabowo: Ada Presiden SBY, Siapa Tahu Ada Presiden AHY

News

Prabowo: Ada Presiden SBY, Siapa Tahu Ada Presiden AHY

Rabu, 26 Februari 2025 | 00:20 WIB
Jokowi Terlalu Perkasa Untuk Diadili?

News

Jokowi Terlalu Perkasa Untuk Diadili?

Selasa, 25 Februari 2025 | 22:30 WIB
Terjun ke Politik, Mesut Ozil Gabung Partai Erdogan

News

Terjun ke Politik, Mesut Ozil Gabung Partai Erdogan

Selasa, 25 Februari 2025 | 18:20 WIB
Pesan SBY ke Kader Demokrat: Abuse of Power Adalah Dosa Besar

News

Pesan SBY ke Kader Demokrat: Abuse of Power Adalah Dosa Besar

Senin, 24 Februari 2025 | 22:45 WIB
OOTD Mewah Kades Wiwin Komalasari yang Hina Nasi Kotak, Kacamata Saja Tembus 3 Kali UMK Bogor?

News

OOTD Mewah Kades Wiwin Komalasari yang Hina Nasi Kotak, Kacamata Saja Tembus 3 Kali UMK Bogor?

Senin, 24 Februari 2025 | 22:30 WIB
OPA Berjalan Nagakrasi Semakin Kokoh

News

OPA Berjalan Nagakrasi Semakin Kokoh

Senin, 24 Februari 2025 | 15:35 WIB
Pernyataan Anies IKN Dibangun Tanpa Kajian Rasional & Komprehensif Memang Kini Terbukti!

Hukum politik

Pernyataan Anies IKN Dibangun Tanpa Kajian Rasional & Komprehensif Memang Kini Terbukti!

Senin, 24 Februari 2025 | 14:20 WIB
Pernyataan Anies IKN Dibangun Tanpa Kajian Rasional & Komprehensif Memang Kini Terbukti

Hukum politik

Pernyataan Anies IKN Dibangun Tanpa Kajian Rasional & Komprehensif Memang Kini Terbukti

Senin, 24 Februari 2025 | 14:10 WIB
Jepang Aji Mumpung, Manfaatkan Tagar Kabur Aja Dulu Rayu WNI Pindah

News

Jepang Aji Mumpung, Manfaatkan Tagar Kabur Aja Dulu Rayu WNI Pindah

Minggu, 23 Februari 2025 | 22:40 WIB
Nasib Indra Sjafri Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Asia U-20 2025 Diumumkan PSSI Hari ini

News

Nasib Indra Sjafri Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Asia U-20 2025 Diumumkan PSSI Hari ini

Minggu, 23 Februari 2025 | 15:25 WIB
Wantim Nasdem: Politik Bukan Cuma Demo dan Bagi-Bagi Kekuasaan

Hukum politik

Wantim Nasdem: Politik Bukan Cuma Demo dan Bagi-Bagi Kekuasaan

Minggu, 23 Februari 2025 | 14:40 WIB
Nyaris Perang! Kisah Mencekam Bentrok Kopassus vs Marinir di Jakarta

News

Nyaris Perang! Kisah Mencekam Bentrok Kopassus vs Marinir di Jakarta

Sabtu, 22 Februari 2025 | 14:05 WIB
Kaesang Dikabarkan Bakal Duduki Posisi Strategis Danantara, Jokowi Family Makin Menyala

News

Kaesang Dikabarkan Bakal Duduki Posisi Strategis Danantara, Jokowi Family Makin Menyala

Sabtu, 22 Februari 2025 | 02:05 WIB
Kasus Hasto Murni Hukum Bukan Politisasi, Jangan Senggol Prabowo!

Hukum politik

Kasus Hasto Murni Hukum Bukan Politisasi, Jangan Senggol Prabowo!

Jumat, 21 Februari 2025 | 23:35 WIB
Dari Ndasmu ke Kau yang Gelap: Mengapa Gaya Komunikasi Pemerintahan Prabowo Subianto Berbahaya?

News

Dari Ndasmu ke Kau yang Gelap: Mengapa Gaya Komunikasi Pemerintahan Prabowo Subianto Berbahaya?

Jumat, 21 Februari 2025 | 14:50 WIB
Jadi Pengacara, Anies Temui Diaspora di Qatar

Hukum politik

Jadi Pengacara, Anies Temui Diaspora di Qatar

Jumat, 21 Februari 2025 | 10:35 WIB
Sukses Kabur ke Jerman, Guru TK Skakmat Bahlil usai Ngoceh Nasionalisme: Bapak Udah Bisa Kasih Makan Rakyat?

News

Sukses Kabur ke Jerman, Guru TK Skakmat Bahlil usai Ngoceh Nasionalisme: Bapak Udah Bisa Kasih Makan Rakyat?

Kamis, 20 Februari 2025 | 19:40 WIB
KRONOLOGI Kasus Hasbil Mustaqim Lubis, Kader Demokrat Ngamuk Intimidasi Netizen Gegara Disebut Buzzer

Peristiwa

KRONOLOGI Kasus Hasbil Mustaqim Lubis, Kader Demokrat Ngamuk Intimidasi Netizen Gegara Disebut Buzzer

Kamis, 20 Februari 2025 | 16:45 WIB
Lainnya

Terpopuler

1

DEADLOCK! Sidang Mediasi Pertama Ijazah Jokowi Belum Temui Kesepakatan, Ini Penyebabnya
2

Mobil Nunggak Pajak yang Ditumpangi Jokowi Ternyata Milik Perusahaan Kahiyang Ayu
3

Viral! 6 ASN di Prabumulih Tak Masuk Kerja hingga 10 Tahun Tapi Masih Terima Gaji, Kok Bisa?
4

Langkah Jokowi Tepat Tempuh Jalur Hukum
5

IRONI! Gegara Sang Ayah Dukung Pemakzulan Gibran, Letjen TNI Kunto Arief Wibowo Putra Try Sutrisno Kini Dimutasi
6

Beathor Suryadi: Yang Kami Lihat di UGM Bukan Ijazah Jokowi
7

GIBRAN: 19 Juta Lapangan Kerja - Ilusimu Tidak Membuka Lowongan Kerja Baru!
8

Letjen TNI Kunto Dimutasi Usai Sang Ayah, Try Sutrisno, Ikut Dukung Usulan Pemecatan Wapres Gibran
9

Jokowi: Tuduhan Ijazah Palsu Fitnah Kejam, Rusak Nama Baik dan Martabat
10

Terlapor di Ijazah Palsu Jokowi Disarankan Minta Maaf
11

Gatot Nurmantyo Murka: Hercules, Kau Itu Preman Berkedok Ormas!
12

Viral Sejumlah Pria Berlari Sambil Membawa Senjata Api Laras Panjang di Kemang Jakarta Selatan
13

Hercules Sebut Sutiyoso Mulutnya Bau Tanah: Orang Boleh Takut Sama Pak Sutiyoso, Saya Gak Takut!
14

Viral Siswa Gambar Alat Kelamin, Guru Biologi SMAN 1 Cililin Diistirahatkan
15

Kunjungan Jokowi ke Polda Metro Jaya Disorot, Pajak Kijang Innova Ternyata Belum Dibayar