Strategi Politik Sufmi Dasco Ahmad Hadapi Penolakan Kader Gerindra ke Budi Arie

- Sabtu, 15 November 2025 | 01:25 WIB
Strategi Politik Sufmi Dasco Ahmad Hadapi Penolakan Kader Gerindra ke Budi Arie

Strategi Politik Sufmi Dasco Ahmad: Analisis Kelincahan Hadapi Penolakan Budi Arie di Gerindra

Pengamat intelijen dan geopolitik, Amir Hamzah, mengungkapkan analisis mendalam mengenai langkah politik Sufmi Dasco Ahmad. Menurutnya, sikap Ketua Harian DPP Partai Gerindra yang menganggap wajar penolakan sebagian kader terhadap rencana bergabungnya Budi Arie Setiadi menunjukkan tingkat kelincahan dan kecerdikan politik yang tinggi.

Pernyataan Dasco: Lebih dari Sekadar Pembelaan Internal

Amir Hamzah menjelaskan bahwa pernyataan Dasco tidak hanya sebagai bentuk pembelaan terhadap dinamika internal partai. Tindakan ini juga merupakan sinyal politik yang cermat untuk menjaga harmoni di tubuh Gerindra sekaligus menguji keseriusan komitmen Budi Arie Setiadi.

“Dasco memahami betul medan politik yang dihadapinya. Ia sedang mempermainkan ambisi kalkulatif politik Ketua Umum Projo tersebut dengan cara yang elegan dan penuh perhitungan,” ujar Amir Hamzah di Jakarta.

Fase Sensitif Pasca Kemenangan Prabowo di Pilpres 2024

Amir memaparkan bahwa Partai Gerindra saat ini berada dalam fase yang sensitif. Kondisi ini terjadi pasca kemenangan Prabowo Subianto dalam Pilpres 2024 dan proses konsolidasi internal setelah Pilkada serentak. Masuknya tokoh baru seperti Budi Arie berpotensi memicu beragam reaksi dari kader di daerah.

“Gerindra memiliki kultur loyalitas yang kuat terhadap perjuangan Prabowo Subianto. Oleh karena itu, penolakan dari sebagian DPC dan sayap partai seperti Tidar merupakan ekspresi alami untuk menjaga kemurnian perjuangan partai,” jelasnya lebih lanjut.

Peran Sufmi Dasco sebagai Figur Peredam Gesekan

Dalam analisisnya, Amir menilai Sufmi Dasco tampil sebagai figur yang mampu mengelola potensi gesekan internal tanpa memicu konflik terbuka. Julukan 'kancil' dari Prabowo kepada Dasco dinilai tepat, mencerminkan kecerdikannya dalam membaca situasi politik yang kompleks.

Halaman:

Komentar