Menyikapi wacana sertifikasi pendakwah, Kiai Nurul menyampaikan bahwa jika pemerintah hendak menerapkannya, mekanismenya haruslah bersifat inklusif, dialogis, serta tidak membatasi ruang gerak dakwah itu sendiri.
“Sertifikasi tidak boleh dipahami sebagai bentuk kontrol terhadap isi materi dakwah, melainkan fasilitasi peningkatan kualitas bagi pendakwah yang menginginkannya,” tegasnya.
Pelajaran dari Kasus Pendakwah Kontroversial
Menurut Kiai Nurul, munculnya kasus-kasus pendakwah kontroversial, seperti yang dilakukan Elham Yahya, menunjukkan betapa mendesaknya kebutuhan untuk memperdalam pemahaman tentang adab, psikologi jamaah, dan perlindungan terhadap kelompok rentan.
“Pembinaan dan pelatihan menjadi lebih mendesak agar para pendakwah memiliki kesadaran penuh atas tanggung jawab moralnya di tengah masyarakat,” tuturnya.
Masyarakat Diminta Tidak Melakukan Generalisasi
Di sisi lain, Kiai Nurul juga mengingatkan seluruh lapisan masyarakat untuk tidak tergesa-gesa menggeneralisasi perilaku buruk dari seorang pendakwah kepada seluruh kalangan dai.
“Banyak pendakwah yang telah bekerja dengan sangat baik, penuh hikmah, dan menyejukkan masyarakat. Mereka layak diapresiasi,” pungkasnya.
Artikel Terkait
Pengalaman Beralih ke SafeW: Solusi Komunikasi Aman untuk Kolaborasi Tim
Kebijakan Jokowi untuk WN China: Dampak, Kontroversi, dan Urgensi Evaluasi
Bripda Muhammad Seili Tersangka Pembunuhan Zahra Dilla: Motif, Kronologi, dan Fakta Lengkap
Gempa Agam Sumbar M 4.7 Hari Ini: Lokasi, Kedalaman & Info BMKG Terbaru