Aktivis Reformasi 1998 Tolak Soeharto Jadi Pahlawan Nasional: Alasan & Daftar Lengkap Penandatangan

- Senin, 10 November 2025 | 18:25 WIB
Aktivis Reformasi 1998 Tolak Soeharto Jadi Pahlawan Nasional: Alasan & Daftar Lengkap Penandatangan

Bagi para aktivis, gelar pahlawan nasional memiliki makna moral kolektif yang dalam. Mereka menjelaskan:

"Bagi kami, kepahlawanan adalah mekanisme moral kolektif: cara suatu bangsa untuk mendidik anak-anaknya membedakan benar dari salah dalam sejarah. Memilih mana yang patut dihormati dan mana yang harus menjadi pelajaran."

Pertanyaan tentang Rekonsiliasi Sejarah

Pernyataan bersama ini juga mempertanyakan konsistensi pemerintah dalam melakukan rekonsiliasi sejarah. Para aktivis menyoroti bahwa jika rekonsiliasi dimaksudkan untuk menyembuhkan luka bangsa, seharusnya pemerintah juga mengakui peran para tokoh kiri Indonesia yang berjuang melawan kolonialisme.

Mereka mengajukan pertanyaan kritis: "Apakah bangsa ini telah kehilangan keberanian untuk mengakui sejarahnya sendiri? Apakah nilai-nilai yang hendak diajarkan kepada anak-anak dan cucu kita dari sikap inkonsisten dan mau menang sendiri tersebut?"

Daftar Penandatangan Pernyataan Sikap

Pernyataan bersama ini ditandatangani oleh 41 aktivis Reformasi 1998 lintas generasi, termasuk:

  • Andi Arief
  • Rachland Nashidik
  • Rocky Gerung
  • Robertus Robet
  • Bivitri Susanti
  • Denny Indrayana
  • Benny K. Harman
  • Syahganda Nainggolan
  • Hendardi
  • dan 32 aktivis lainnya

Penolakan ini menandai babak baru dalam perdebatan sejarah Indonesia mengenai kontroversi pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada mantan Presiden Soeharto, yang kekuasaannya berakhir selama gerakan Reformasi 1998.

Halaman:

Komentar