Prabowo menegaskan bahwa pemerintah akan mengambil alih tanggung jawab pembayaran utang Whoosh. "Enggak usah khawatir ribut-ribut Whoosh. Saya sudah pelajari masalahnya. Tidak ada masalah, saya tanggung jawab nanti whoosh semuanya,” tegasnya.
Bahkan, pemerintah berencana membayar utang proyek Whoosh sebesar Rp 1,2 triliun per tahun. "Pokoknya enggak ada masalah, karena itu kita bayar mungkin Rp 1,2 triliun per tahun,” ujar Prabowo.
Dia meminta masyarakat untuk tidak hanya melihat Whoosh dari segi untung rugi, tetapi juga manfaatnya bagi masyarakat, seperti mengurangi kemacetan dan polusi, serta mempercepat perjalanan.
"Dan ini ingat ya, ini simbol kerja sama kita dengan Tiongkok. Jadi, sudahlah, saya sudah katakan presiden Republik Indonesia yang ambil alih tanggung jawab. Jadi tidak usah ribut, Kita mampu. Dan kita kuat," tandas Prabowo.
Kondisi Utang dan Kerugian Whoosh
Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) menghadapi beban utang yang signifikan. KAI bersama tiga BUMN lainnya harus menanggung kerugian Whoosh sesuai porsi sahamnya di PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PT PSBI).
Laporan keuangan per 30 Juni 2025 (unaudited) menunjukkan PT PSBI mencatat kerugian hingga Rp 4,195 triliun sepanjang 2024. Artinya, konsorsium BUMN Indonesia menanggung rugi sekitar Rp 11,493 miliar per hari.
Kerugian ini berlanjut pada tahun 2025. Hingga semester I-2025 (Januari–Juli), PSBI telah membukukan kerugian sebesar Rp 1,625 triliun.
Sebagai pemimpin konsorsium, KAI memegang porsi saham terbesar di PSBI sebesar 58,53 persen. Pemegang saham lainnya adalah Wika (33,36 persen), Jasa Marga (7,08 persen), dan PTPN VIII (1,03 persen).
Artikel Terkait
KPK Tetapkan Gubernur Riau Abdul Wahid Tersangka OTT, Pengumuman Resmi Besok
Pembiayaan BSI untuk UMKM Tembus Rp22,94 Triliun, Tumbuh 12,2% di 2025
Kisah Viswash Kumar Ramesh: Satu-satunya Korban Selamat Kecelakaan Air India AI 171 dan Perjuangan Hidupnya
10 Tempat Nongkrong di Cimahi Paling Hits & Instagramable 2024