Presiden Brasil Temui Prabowo, Sepakati Perjanjian Dagang Baru RI-Brasil

- Kamis, 23 Oktober 2025 | 15:55 WIB
Presiden Brasil Temui Prabowo, Sepakati Perjanjian Dagang Baru RI-Brasil

Prabowo dan Presiden Brasil Lula Bahas Perjanjian Dagang Baru & Kerja Sama AI

Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, menerima kunjungan bilateral dari Presiden Brasil, Luiz InĂ¡cio Lula da Silva, di Istana Merdeka, Jakarta, pada Kamis, 23 Oktober 2025. Pertemuan ini menandai langkah penting dalam hubungan kedua negara, dengan fokus utama pada pembaruan kemitraan strategis.

Harapan Tinggi Perjanjian Dagang Baru Indonesia-Brasil

Dalam pertemuan tersebut, Presiden Lula menyampaikan harapan besarnya untuk menjalin perjanjian dagang baru dengan Indonesia. "Saya datang ke sini dengan harapan tinggi untuk memperbarui kemitraan strategis kita, menjalin perjanjian baru," tegas Lula. Ia meyakini kunjungannya akan membawa manfaat politik, ekonomi, sosial, dan ilmiah bagi masyarakat kedua bangsa.

Fokus Kerja Sama Bidang Artificial Intelligence (AI)

Pembaruan kerja sama tidak hanya mencakup perdagangan bilateral, tetapi juga merambah ke sektor-sektor baru dan futuristik. Salah satu fokus utama yang diungkapkan Presiden Brasil adalah kerja sama dalam pengembangan Artificial Intelligence (AI) atau Kecerdasan Buatan. Rencana ini termasuk pendirian pusat data bersama yang bertujuan untuk memperdalam inovasi ilmiah dan teknologi, serta meningkatkan hubungan antar universitas di kedua negara.

Indonesia-Mercosur CEPA dan Keanggotaan BRICS

Di sisi lain, Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmen Indonesia untuk terus berdialog guna merumuskan Indonesia-Mercosur Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dengan Brasil dan blok Amerika Selatan. Prabowo menyoroti posisi Indonesia dan Brasil sebagai kekuatan ekonomi baru yang bersama-sama mewakili sekitar 500 juta penduduk. "Apalagi kita sekarang bagian dari BRICS. (Kerja sama ini) sangat mendorong kekuatan ekonomi bersama," pungkas Prabowo.

Kunjungan Presiden Lula ke Indonesia yang terjadi setelah jeda 17 tahun ini diharapkan dapat membangun hubungan bilateral yang lebih kuat, produktif, dan saling menguntungkan bagi kedua negara di kancah global.

Komentar