Kekhawatiran ini bukan tanpa alasan. Mahfud mengacu pada contoh nyata di Sri Lanka, dimana China mengambil alih pelabuhan Hambantota setelah negara tersebut gagal melunasi utang. Natuna Utara dinilai sangat rentan karena letaknya yang berdekatan dengan wilayah konflik laut China Selatan.
Proyek Kereta Cepat Whoosh sendiri telah menelan biaya investasi hingga US$7,2 miliar, melebihi anggaran awal US$6 miliar. Pembengkakan biaya ini ditanggung bersama oleh konsorsium Indonesia (60%) dan China (40%).
Artikel Terkait
Jusuf Hamka Menggugat Hary Tanoe di Pengadilan: Pengakuan Pahit Korban Kezaliman Bisnis
Yusuf Muhammad Kritik Respons Gibran Soal CPNS: Dinilai Kosong dan Minim Optimalisasi
Dharma Pongrekun: Ingin Jadi Polisi yang Baik, Tapi Sistemnya Menghadang?
Dina Meninggal, Fitnah Heryanto Menghantui: Fakta atau Rekayasa?