Praktik mafia pangan masih banyak beredar di tengah masyarakat. Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman merasa prihatin, keberadaan mafia ini membuat keuntungan yang seharusnya dinikmati petani akhirnya justru dinikmati segelintir orang.
Bentuk dari praktik mafia pangan ini, salah satunya adalah peredaran pupuk palsu. Dimana, dari pupuk palsu ini, oknum mafia mengganti pupuk dengan tanah kemudian di jual ke petani.
Lalu manipulasi beras, di mana beras dengan kadar broken jauh di atas standar dikemas ulang dan dipasarkan sebagai beras premium. Kemudian ada mafia rafinasi gula, kata Mentan. Ini juga ikut memperburuk kondisi dengan menekan harga yang diterima petani.
Bentuk praktik ini adalah penipuan. Banyak pihak yang dirugikan. Mentan menyadari perlawanan terhadap mafia pangan tidak mudah. Ia pun berkomitmen untuk menutup ruang gerak praktik-praktik curang yang merugikan rakyat.
Mentan tak menutup mata bahwa praktik mafia pangan ini juga sudah terjadi di internal kementeriannya. Ada oknum yang meminta upah miliaran Rupiah dalam pencairan anggaran dengan nilai yang sangat tinggi.
“Di internal ada juga pelakunya, sudah kami pecat,” ungkap Amran, di Jakarta, dikutip Jumat 26 September 2025.
Ia bertekad akan melakukan juga pembersihan dari dalam. Pembenahan internal menjadi syarat mutlak yang harus dilakukan agar pertanian Indonesia bisa bersih dari mafia.
Sumber: rmol
Foto: Ilustrasi (Foto: Inteligence Artificial)
Artikel Terkait
KPK Ancam TPPU Korupsi Haji: Aset Haram Jadi Incaran!
Dosen NTU Singapura: MBG Proyek Politik Menggerus Keuangan Negara
Mahfud MD Ungkap 3 Poin Dalam Reformasi Polri, Singgung Cara Kotor dan Terlibat Politik!
Terkuak Cara Sahroni Selamat dari Amukan Massa, Lumuri Wajah Pakai Tanah Agar Tak Dikenali