Dengan serangas tersebut, AS memasuki perang untuk membantu sekutunya, Israel, yang tidak memiliki sarana untuk menghancurkan fasilitas nuklir Iran.
Donald Trump yang sebelumnya mengatakan AS tidak terlibat secara militer kini telah mengubah kenyataan di lapangan.
Sebelumnya, Israel dikabarkan meyakinkan AS untuk memasuki perang karena AS satu-satunya yang memiliki bom penembus bunker GBU-57 MOP seberat 30.000 pon.
Selain itu, hanya AS yang memiliki pesawat yang dalam meluncurkan amunisi tersebut dari udara untuk menembus target di dalam tanah.
Sebelumnya, Israel memulai serangan terhadap Iran dengan meluncurkan rudal ke kota Teheran pada 13 Juni 2025.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengklaim serangan tersebut bertujuan untuk melenyapkan program nuklir Iran yang dianggap sebagai ancaman bagi Israel.
Segera setelah Israel memulai serangannya terhadap Iran, AS mengerahkan aset militernya yang ada di Timur Tengah untuk membantu pertahanan Israel dan mengantisipasi meningkatnya serangan balasan Iran.
Kurang dari 24 jam Iran melakukan serangan balasan dengan menargetkan target di Tel Aviv, Haifa, hingga Yerusalem yang diduduki.
Iran mengatakan lebih dari 400 orang tewas dan sedikitnya 3.056 lainnya terluka sejak Israel melancarkan serangan pada 13 Juni.
Sementara itu, di Israel, sedikitnya 24 orang tewas dalam serangan Iran, seperti diberitakan Al Jazeera
Sumber: Tribunnews
Artikel Terkait
Dukungan UAS untuk Gubernur Riau Abdul Wahid Berujung KPK: Analisis dan Pelajaran Politik
Panda Nababan Tantang Gibran Buktikan Ijazah SMA: Fakta dan Analisis Lengkap
Syaikhona Muhammad Kholil Resmi Jadi Pahlawan Nasional: Profil & Peran Besarnya
Daftar 10 Pahlawan Nasional 2025 yang Ditetapkan Presiden Prabowo Subianto