Dalam sebuah pernyataan yang disampaikan melalui akun media sosialnya, Prof Mu'ti menekankan pentingnya masjid Muhammadiyah untuk mengamalkan ibadah dan kegiatan yang selaras dengan prinsip Muhammadiyah.
"Masjid Muhammadiyah harus dikelola dengan baik agar tidak seperti kaleng Kh*ng Gu*an. Luarnya biskuit, dalamnya rengginang. Namanya Masjid Muhammadiyah, amaliah ibadah dan kegiatan bertentangan dengan Muhammadiyah," ujar Prof Mu'ti dikutip inilah.com, Sabtu (11/5/2024).
Walaupun tidak secara spesifik menyebut nama, warganet yang membanjiri komentar telah menginterpretasikan bahwa kelompok yang dimaksud adalah kelompok Salafi, di antaranya bahkan ada yang membagikan visual Salafi disebut 'virus' di lingkungan Muhammadiyah.
Salafi sendiri dikenal dengan pendekatan dakwahnya yang konservatif. Beberapa di antara mereka diketahui telah menggunakan masjid yang berada di bawah naungan Muhammadiyah untuk mengadakan pengajian yang sesuai dengan pandangan mereka.
Keadaan ini semakin diperparah dengan adanya serangan yang dilontarkan oleh Ustaz Muflih Safitra terhadap Ustaz Adi Hidayat (UAH), tokoh dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah, mengenai pandangan UAH bahwa dakwah musik dibolehkan dalam Islam.
Ustaz Muflih Safitra, dalam sebuah video yang dia unggah, menuduh UAH mengemukakan pendapat tanpa berlandaskan manhaj salafus shalih dan tidak mengacu pada ulama mu'tabar.
Artikel Terkait
Kebakaran Terra Drone: Misteri Pemetaan Sawit Ilegal & Bencana Sumatera Terungkap?
Visa Kartu Emas AS: $1 Juta untuk Izin Tinggal, Benarkah Adil? Analisis Kontroversi
BGN Tanggung Biaya Perawatan 21 Korban Kecelakaan Mobil MBG di SDN Kalibaru
Kecelakaan SDN 1 Kalibaru: 20 Siswa dan Guru Terluka Ditabrak Mobil Pengangkut MBG