GELORA.ME -Di Indonesia, politik trah atau politik dinasti punya banyak wajah. Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024 yang bakal dihelat pada 27 November bakal menampilkannya dengan gamblang. ADA kakak-adik yang kemungkinan saling berebut kursi bupati. Ada juga kakak-adik yang akan bertarung menjadi gubernur, wali kota, serta bupati. Ada pula ayah yang maju di pemilihan gubernur (pilgub), anaknya di pemilihan bupati (pilbup), dan pesaingnya menjadi orang nomor satu di pemerintahan provinsi adalah suami wakilnya yang sekarang. Apa yang terjadi di Sragen, Jawa Tengah; di Balikpapan, Kutai Kertanegara, serta di level Provinsi Kalimantan Timur; serta di Batam dan provinsi yang menaunginya, Kepulauan Riau, itu hanya sebagian dari betapa ”nano-nano” politik trah di pilkada nanti. Mahkamah Konstitusi dalam lamannya menyebut, politik dinasti dapat diartikan sebagai kekuasaan politik yang dijalankan sekelompok orang yang masih terkait dalam hubungan keluarga. Dengan sistem pemilihan langsung, memang politik trah seperti tak pas lagi dipakai sebutan. Namun, tetap sulit dihilangkan dari asumsi publik mengingat kentalnya hubungan kekeluargaan dalam konteks kekuasaan. Rivalitas Kakak-Adik di Sragen Untung Wiyono, bupati Sragen 2001–2011. Itulah ”kata kunci” dinamika jelang pemilihan orang nomor satu di pemerintahan kabupaten di ujung timur Jawa Tengah tersebut. Petahana yang sudah dua periode memimpin Sragen adalah Kusdinar Untung Yuni Sukowati, putri Untung Wiyono. Sedangkan dua nama yang paling menonjol sebagai bakal calon bupati adalah adik-adik politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu. Untung Wibowo Sukowati, ketua DPC PDIP Sragen sekaligus anggota DPRD Jawa Tengah, adalah adik kandungnya. Sedangkan Untung Wina Sukowati adik beda ibu. Bowo, sapaan akrab Untung Wibowo Sukowati, saat ditemui ketika pembukaan pendaftaran dan pengambilan formulir bupati-wakil bupati di DPC PDIP Sragen Jumat (3/5) lalu mengatakan akan maju sebagai calon bupati Sragen. Namun, dia sampai kemarin (5/5) belum mendaftar. ”Saya belum (daftar, Red). Ini baru ambil formulir sambil membagi tugas kepada teman-teman yang piket menerima pendaftaran,” terang Bowo, seperti dilansir Jawa Pos Radar Solo. Di sisi lain, Untung Wina Sukowati juga mulai membuat gerakan untuk maju di Pilkada Sragen. Balihonya tersebar dengan ukuran jumbo di beberapa sudut wilayah Sragen. Berbeda dengan Bowo, Wina maju lewat pintu DPC Partai Demokrat Sragen dengan mendaftar sebagai calon bupati. Ditemui awak media ketika mendaftar di DPC Partai Demokrat, Wina terang-terangan menyebut bahwa keputusan mencalonkan diri sebagai bupati itu tanpa restu orang tuanya. ”Niat saya mencalonkan diri sebagai bupati Sragen itu tidak ada kaitannya dengan keluarga saya,” terangnya. Wina menegaskan, keputusan maju di Pilkada Sragen itu atas keinginannya sendiri. Selain itu, tidak ada komunikasi dengan keluarga. ”Tidak ada restu dari orang tua saya. Inisiatif dan tekad pribadi saya dalam membangun Kabupaten Sragen,” papar Wina. Terkait alasan mendaftar lewat Partai Demokrat, itu karena partai tersebut membuka peluang untuk mendaftarkan dari luar kader partai. ”Leluhur saya berasal dari Sragen. Makanya, saya ingin membangun Sragen,” ujarnya. Namun, langkah Wina masih panjang. Sebab, Partai Demokrat hanya memiliki lima kursi di DPRD Sragen. Padahal, minimal syarat mengusung cabup-cawabup adalah 10 kursi. Bagaimana sikap Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati soal kemungkinan dua adiknya bertempur di Pilkada Sragen? Dia enggan berkomentar. Namun, sejak awal Yuni memberi sinyal dukungan kepada adik kandungnya, Bowo, yang beberapa kali diajak road show bertemu dengan masyarakat. ”Perihal itu, saya no comment,” ujar Yuni. Keluarga Mas’ud di Pilgub, Pilwali, dan PilbupKomentar
Artikel Terkait
Gubernur Riau Abdul Wahid Diduga Terima Jatah Preman Rp2,25 Miliar dari Dinas PUPR
MKD Jatuhkan Sanksi ke 3 Anggota DPR: Sahroni, Nafa Urbach, dan Eko Hendro Purnomo Dinonaktifkan
Zohran Mamdani: Wali Kota Muslim Pertama New York, Janji Pembekuan Sewa hingga Pro-Palestina
Misteri Komet 3I/ATLAS: Berubah Biru & Akselerasi Misterius di Dekat Matahari