Analisis grafik kenaikan harga juga mencerminkan dampak kelangkaan dalam pasar koleksi. Semakin sulit ditemukan uang kertas ini dalam kondisi baik, semakin tinggi pula harganya.
Baca Juga: Revitalisasi Energi: PLN Indonesia Siap Operasikan HRS Pertama dengan Hidrogen Hijau
Para kolektor terlibat dalam perburuan untuk memperoleh potongan sejarah ini, menciptakan tingkat permintaan yang tinggi dan bersaing untuk mendapatkan lembaran dengan kelangkaan tertinggi.
Sementara itu, aspek investasi menjadi faktor penting dalam menilai grafik kenaikan harga tersebut. Banyak yang melihat potensi keuntungan finansial dari kepemilikan uang kertas Soeharto, menjadikannya sebagai alternatif investasi yang menarik.
Baca Juga: Revitalisasi Energi: PLN Indonesia Siap Operasikan HRS Pertama dengan Hidrogen Hijau
Kenaikan nilai ini menggambarkan bagaimana sejumlah orang melihat uang kertas ini sebagai bentuk portofolio investasi yang stabil.
Di tengah sorotan grafik kenaikan harga, pertanyaan etis seputar pelestarian warisan budaya dan tujuan koleksi menjadi relevan.
Baca Juga: Ende Di Puncak: Kabupaten Terkaya di Pulau Flores Melalui Kepemimpinan Bupati Djafar
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: kobaran.com
Artikel Terkait
AJI Kecam Seskab & KSAD: Ancaman Kebebasan Pers dan Demokrasi di Indonesia?
Kejagung Copot Kajari HSU dan 2 Kasi, Tersangka KPK Kasus Pemerasan
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) Tetap Jalan Saat Libur, Warganet Sindir: Yang Makan Setan!
TV Malaysia Kritik Penanganan Bencana Prabowo, Warganet Indonesia Bereaksi Keras