Psikiater Pribadi PM Israel B*nuh Diri Gegara Putus Asa Tak Mampu Menyembuhkan Pemikiran Netanyahu

- Kamis, 09 November 2023 | 11:00 WIB
Psikiater Pribadi PM Israel B*nuh Diri Gegara Putus Asa Tak Mampu Menyembuhkan Pemikiran Netanyahu

GELORA.ME - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menuai kutukan dan kecaman dalam sebulan terakhir setelah memerintahkan pasukan angkatan bersenjatanya (IDF) menyerang Jalur Gaza, Palestina. Lebih dari 10.000 warga sipil Palestina dalam agresi brutal Israel sejak 7 Oktober.


Netanyahu berasal dari partai sayap kanan, Likud, yang di dalam negeri juga banyak dikritik karena kebijakannya. Netanyahu yang akrab disapa Bibi ini dituding melakukan korupsi selama menjabat sebagai PM Israel, namun tidak pernah diadili atau didakwa. Baru-baru ini, para anggota IDF geram karena putra Netanyahu, Yair Netanyahu asyik berlibur di pantai Amerika, sementara para tentara ini ditugaskan menyerang Gaza.


Kisah lain yang mengejutkan dari sekeliling Netanyahu adalah soal kasus bunuh diri psikiaternya, Dr. Moshe Yatom. Yatom adalah seorang psikiater ternama di Israel, dikenal banyak menyembuhkan penyakit mental yang parah.


Pada 2010 silam, Yatom ditemukan tewas di rumahnya Tel Aviv. Yatom, ditemukan dengan luka tembak yang dilakukannya sendiri. Kepergiannya disertai dengan surat bunuh diri yang menyebut Netanyahu sebagai sumber keputusasaannya.


Surat itu menggambarkan perjalanan pahit seorang psikiater yang berusaha memahami pemikiran kompleks Netanyahu selama sembilan tahun, namun terhempas oleh apa yang disebutnya sebagai “air terjun kebohongan.”


“Saya tidak tahan lagi,” tulis Yatom.


“Perampokan adalah penebusan, apartheid adalah kebebasan, aktivis perdamaian adalah teroris, pembunuhan adalah pembelaan diri, pembajakan adalah legalitas, warga Palestina adalah warga Yordania, aneksasi adalah pembebasan, kontradiksi-kontradiksinya tidak ada habisnya. Freud berjanji rasionalitas akan menguasai nafsu insting, tapi dia tidak pernah bertemu Bibi Netanyahu. Orang ini akan mengatakan Gandhi menemukan buku-buku jari kuningan.”


Psikiater sudah familiar dengan kecenderungan manusia untuk memalsukan kebenaran agar tidak menghadapi materi yang meresahkan secara emosional, namun Yatom tampaknya terkejut dengan apa yang ia sebut sebagai "air terjun kebohongan" yang mengalir dari pasiennya yang paling ternama.


Halaman:

Komentar