"Itu selalu ada psikologi prima facie, artinya tatapan mata itu, bisa meluluhkan kemarahan orang. Dan, saya mengerti polisi mulai luluh karena kenapa kekerasan selalu diperintahkan untuk menghadapi kekerasan," ujar Rocky Gerung seperti dikutip dari kanal YouTube Rocky Gerung Official, Rabu (20/9/2023).
Bahkan, akhirnya lanjut Rocky, polisi itu pada video terakhir mereka (Polisi) yang bertekuk di hadapan warga Pulau Rempang.
Namun mereka masih juga dihajar oleh warga Rempang yang demo. "Tetapi itulah psikologinya, kalau mereka (polisi) marah atau diperintahkan ngamuk itu, akan berantakan semua itu," ujarnya.
"Jadi, kita melihat mata orang itu atau mata manusia itu bisa memberitakan pendiritaan dia, yang biasa disebut misteri, bukan rasa sakit dipukuli, tetapi rasa sakit dikhianati dan ditelantarkan. Itu yang terutama pada ibu-ibu atau pada emak-emak," pungkas Rocky Gerung.
Sementara, Rocky Gerung katakan jiak laki-laki itu bisa merasakan sakit sebagai fisik. Tetapi laki-laki tidak mengalami misteri penyakit batin. "Mungkin, mereka akhirnya mau lenyap jiwa tak ada soal.
Karena bagi emak-emak itu anak mereka itu adalah taruhan mereka. Demikian juga anak-anak itu menganggap Ibu-ibu adalah gantungan nafas mereka sehari-hari," ungkap Rocky Gerung.
Jadi, kata Rocky Gerung, lihatlah keadaan disebut fatalitas, yang mengarah kepada kepasrahan, Namun, kepasrahan itu belum muncul, maka orang akan bangkit untuk marah besar-besaran. "Uda ada perjanjian psikologi bahwa, sebelum api itu padam, dia akan membakar banyak hal.
Demikian juga manusia, jadi bagi mereka taruhan hidup itu jauh lebih penting daripada janji-janji adanya lapangan kereja, menguntungkan Indonesia," kata Rocky Gerung.
"Tapi, mereka nggak tahu diuntungkan itu hanya tiga atau empat orang yang di dalam struktur piramida sosial kita di puncak elite. Di mana itu menguasai seper empat atau separuh pendapatan nasional kan?" pungkasnya.
Lanjut Rocky Gerung jelaskan, bahwa janji pemerintah proyek ini akan menyidiakan lapangan kerja tak akan mampu menggantikan visi tentang kehidupan.
"Mereka (warga Rempang) ditrain dulu untuk tabah di tengah gelombang, dilatih untuk sabar memancing. Itu tak akan diperoleh di rumah susun, dan komunitas itu hilang pada akhirnya. Jadi hilangnya komunitas, hilangnya harga diri," kata Rocky Gerung.
Sumber: tvOne
 
                         
                                 
                                             
                                             
                                             
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                
Artikel Terkait
Demo Toba PKL Tuntut Klarifikasi Pendeta Victor Tinambunan, Bupati Turun Tangan
3 Tersangka Penipuan Trading Kripto Rugikan Korban Rp 3 Miliar, Ini Modusnya
Kuota Perempuan di DPR Meningkat: Dukung 30% Keterwakilan Perempuan di Parlemen
Downton Abbey: The Grand Finale Raih USD 104 Juta di Box Office Global, Buktikan Daya Tarik Abadi Waralaba