GELORA.ME - Pulau Rempang, nama yang sedang ramai diperbincangkan publik hingga para elite politik. Hal itu tak lain karena adanya konflik relokasi sebagai dampak dari proyek Rempang Eco-City.
Lantas bagaimana potret kehidupan waraga Pulau Rempang di tengah kofnlik saat ini, meskipun awalnya mereka mengaku hidup dengan damai.
Memang, mulai hidup baru bagi warga Pulau Rempang, tentu bukanlah hal yang mudah, apabila terjadi relokasi terhadap mereka. Terlebih bagi mereka yang merupakan penduduk asli, lahir dan besar di Pulau Rempang.
Bahkan, Pulau Rempang bukanlah tempat tinggal semata, melainkan wilayah bersejarah bagi Indonesia. Bila berbicara sejarah, pasti teringat dengan kata-kata mutiara Bung Karno, yakni Jas Merah, 'Jangan sekali-sekali melupakan sejara.'
Pasalnya, di Pulau Rempang ini banyak sejarahnya, mulai dari Jembatan Barelang, yang memiliki nilai sejarah kuat bagi negeri Indonesia.
Jembatan Barelang adalah saksi sejarah penanda ada kehidupa di Pulau-pulau kecil yang menghubungkan Kota Batam dengan Lima Pulau.
Yakni, Pulau Tonton, Pulau Nipah, Pulau Sekoto, Pulau Rempang dan Pulau Galang Baru.
Berdasarkan informasi yang diterima tvOnenews, kehidupan manusia di pulau-pulau tersebut selama ini damai dan telah ada sejak lama. Bahkan, sebelum kehidupam di Pulau Batam itu sendiri ada.
Nah, untuk luas Pulau Rempang ini, memiliki hampir 17 ribu hektar dan Pulau Rempang ini merupakan pulau terluas dengan potensi alam yang memukau.
Maka tak heran, bila jumlah penduduk di Pulau Rempang termasuk yang terbanyak di antara 4 pulau lainnya. Namun kondisinya saat ini, dalam pengakuan seorang warga setempat, Sudirman begitu berbeda karena bakal adanya relokasi.
Artikel Terkait
1.500 Personel Gabungan Amankan Konser BLACKPINK di GBK: 8 Zona & Strategi Pengamanan
Jadwal & Link LIVE Streaming Indonesia U-17 vs Zambia U-17 di Piala Dunia U-17, 4 November 2025
PBB Ungkap Pembantaian RSF di El Fasher: Ratusan Warga Sipil Tewas dalam Serangan
Formula Baru Upah Minimum 2026 Diumumkan 21 November 2025, Ini Tujuannya