OLEH: ADHIE M. MASSARDI
DI BALIK sajak terbaru Adhie M Massardi bertajuk “Istana Iblis”, ada kisah menakjubkan, transendental, dan historikal religius serius yang ngeri-ngeri sedap.
Aktivis pergerakan sekaligus budayawan ini menceritakan, bagaimana sajak satire terhadap penguasa ini tercipta. Berikut petikannya:
Sajak terbaru Anda Istana Iblis menyampurkan antara fiksi, fiktif, fakta, religi, histori, fantasi tapi terasa kontekstual. Ada apa dengan Iblis?
Sudah cukup lama saya pelajari (sejarah) persoalan bangsa ini dari berbagai disiplin ilmu. Tapi semua ilmu tampaknya tak kuasa membedah persoalan bangsa Indonesia yang kian hari kian kompleks, rumit, dan menakutkan karena tak ditemukan jalan keluarnya.
Maka saya menyusuri riwayat bangsa ini sampai jauh ke belakang. Ke sejarah awal umat manusia diturunkan ke muka bumi.
Menggunakan metode asal-mula kejadian alam seperti dijelaskan Lewis Dartnell dalam bukunya "Origins: How the Earth Made Us" (2018)?
O, tidak. Dartnell kan menggunakan teori pergeseran lempengan bumi yang membuat perubahan iklim, gaya hidup mahluk, dan perubahan perilaku. Saya melacak jejak persoalan bangsa secara historikal spiritual agar lebih mudah dicerna masyarakat Indonesia yang religius.
Menggunakan Kitab Suci?
Betul. Saya pelajari peristiwa ketika Tuhan menciptakan Adam dan malaikat diperintah sujud kepadanya. Tapi Iblis yang merasa kastanya lebih tinggi karena dibuat dari api tak sudi sujud kepada Adam yang dibuat dari tanah. Fragmen ini bisa dibaca dengan jelas di sajak Istana Iblis karena tidak banyak menggunakan metafora.
Bagaimana menjelaskan bahwa setelah diusir dari surga iblis kemudian memilih tempat di Negeri Khatulistiwa?
Artikel Terkait
Aktivis Reformasi 1998 Tolak Soeharto Jadi Pahlawan Nasional: Alasan & Daftar Lengkap Penandatangan
Rahmah El Yunusiyyah: Profil dan Perjuangan Pendiri Pesantren Putri Pertama di Asia Tenggara
Jusuf Kalla Bela Gelar Pahlawan Soeharto: Amal Lebih Banyak Daripada Dosa
Dukungan UAS untuk Gubernur Riau Abdul Wahid Berujung KPK: Analisis dan Pelajaran Politik