“Baru dimulai dalam politik itupun hanya 30% sedangkan pemahaman yang saya punya berdasarkan Al Quran sama, tidak pernah dikesampingkan sejajar,” ujarnya.
Seandainya perihal saf salat tersebut sudah dianggap menyesatkan, ia mempertanyakan bagaimana dengan dunia. Pasalnya, dasar yang dia gunakan adalah Al Qur’an.
“Kalau soal itu saja lantas sesat menyesatkan bagaimana dunia? itu hak asasi manusia untuk menjalankan ibadah menurut keyakinannya, dasar kami Al Quran,” lanjutnya.
Terkait hal itu, Panji lantas meminta agar tidak menyamakan tafsiran Al Qur’an di Ponpes Al Zaytun dan tafsiran orang lain.
“Jangan cari persamaan, kalau persamaan semua selesai dunia ini, dunia berfikir itu terus berkembang begitu juga kita memahami Al Quran, bukan menafsir,” ujarnya.
Sumber: suara
Artikel Terkait
China Longgarkan Larangan Ekspor Chip Otomotif, Solusi Krisis Rantai Pasok Global
Banjir Semarang Surut, 13 Kelurahan di Genuk Masih Terendam
Persija Jakarta Rekor Tak Terkalahkan, Rizky Ridho Ingatkan Jangan Cepat Puas
Penikaman di Kereta Inggris: 10 Korban Luka, Polisi Pastikan Bukan Terorisme