GELORA.ME -Para pejabat di India mengungkapkan faktor di balik kecelakaan kereta maut di negara bagian Odisha, menepis kemungkinan sabotase dan menyalahkan pada faktor kesalahan manusia.
Sedikitnya 288 orang tewas dan lebih dari 1.000 terluka ketika dua kereta penumpang ekspres dan satu kereta barang bertabrakan pada Jumat malam (2/6). Ini adalah salah satu kecelakaan kereta api paling mematikan di negara itu.
Ada lebih dari 3.400 penumpang yang bepergian dengan kedua kereta tersebut di hari kejadian. Sekitar 17 gerbong Coromandel Express, yang beroperasi antara kota timur Kolkata dan Chennai, dan Howrah Superfast Express, yang bergerak ke utara antara kota Bengaluru dan Howrah, tergelincir di dekat stasiun kereta Bahanaga di distrik Balasore Odisha sekitar pukul 7 malam.
Petugas mengatakan, Coromandel Express melaju dengan kecepatan 128kph sementara Howrah Superfast Express melaju dengan kecepatan 126kph. Kereta barang lainnya, yang berada di jalur yang berdampingan, menjadi 'korban' dari tabrakan dua kereta tersebut.
Menteri Perkeretaapian Ashwini Vaishnaw pada Minggu (4/6) mengatakan bahwa mereka telah mengidentifikasi akar penyebab kecelakaan itu.
“Itu terjadi karena perubahan interlocking elektronik,” kata Ashwini, seperti dikutip dari The National.
"Akar penyebabnya telah diidentifikasi, orang yang melakukan pekerjaan ini juga telah diidentifikasi. Laporan penyelidikan CRS, penyebab kecelakaan akan diketahui lebih cepat," katanya merujuk pada Komisi Keselamatan Perkeretaapian.
Sistem interlocking elektronik teknis mengacu pada sistem sinyal yang mengatur pergerakan kereta api di jalur untuk mencegahnya bertabrakan. Tujuan dari sistem ini adalah agar tidak ada kereta yang mendapat sinyal untuk melanjutkan perjalanan kecuali rute tersebut terbukti aman.
Investigasi awal oleh Indian Railways menunjukkan bahwa sinyal yang "salah" mungkin menyebabkan Coromandel Express memasuki jalur melingkar tempat kereta barang diparkir.
Jalur melingkar adalah jalur kereta api yang menyimpang dari jalur utama dan bergabung kembali lebih jauh. Rel tersebut digunakan sebagai jalur pelayanan bagi kereta api untuk bermanuver tanpa mempengaruhi kereta lainnya.
Jaya Verma Sinha, anggota Dewan Kereta Api, mengatakan bahwa temuan awal menunjukkan penyebab kecelakaan itu adalah gangguan sinyal.
Artikel Terkait
Tarif Transjakarta Naik? Simak Rencana Kenaikan ke Rp5.000-Rp7.000 & 15 Golongan yang Tetap Gratis
OJK Turun Tangan! Dana Syariah Indonesia Diatur Rencana Bayar Lender Bertahap
50 Orang Diperiksa Kasus Korupsi Mebel SMK NTB, Mantan Kadisdikbud & Kabid SMK Jadi Tersangka
LHKPN Ketua KPU: Total Harta Rp 6,2 Miliar Didominasi Properti, Ini Rincian Lengkapnya