Baca juga: Simpan Nama Capres-Cawapres Hasil Musra, Jokowi: Bagian Saya Beri Bisikan Kuat ke Partai
Selain kriteria di tersebut, Kepala Negara juga menekankan pentingnya sosok pemimpin yang pemberani untuk memimpin bangsa Indonesia.
Menurut Jokowi, sosok pemimpin yang dibutuhkan Indonesia adalah pemimpin yang mengerti cara mengelola negara dan berani memanfaatkan peluang yang ada.
"Rakyat butuh pemimpin yang paham, yang ngerti bagaimana memajukan negara ini. Karena pemimpin itu harus paham dan tahu potensi serta kekuatan negara ini, kekuatan bangsa ini apa, dia harus ngerti dia harus tahu," tegas mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Jokowi berharap, Indonesia ke depan dapat dipimpin oleh sosok yang paham akan strategi dan memiliki gagasan dalam memajukan bangsa dan negara. Ia mengingatkan, jangan sampai relawannya memilih pemimpin yang hanya menjalankan rutinitas sebagai presiden.
Baca juga: Hadiri Puncak Acara Musra, Jokowi Sapa Relawan hingga ke Tribun
"Bukan hanya duduk di Istana dan tanda tangan, bukan itu. Dia harus tahu membangun sebuah strategi negara, strategi ekonomi, strategi politik harus ada semuanya," kata Jokowi.
"Karena kita berhadapan dengan negara-negara lain, karena kita bersaing dengan negara-negara lain, kita berkompetisi dengan negara-negara lain," tambahnya.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo mengaku masih menyimpan nama-nama capres dan cawapres hasil Musra. Selanjutnya, Jokowi akan memberikan bisikan kepada partai-partai terkait nama-nama capres atau cawapres.
“Jadi saya terus terang, ini harus kita berikan waktu kepada partai atau gabungan partai untuk menyelesaikan urusan capres-cawapres,” kata Jokowi.
Jokowi mengatakan, berdasarkan konstitusi, yang bisa mencalonkan capres dan cawapres adalah partai atau gabungan partai.
“Sehingga itu bagian saya untuk memberikan bisikan kuat kepada partai-partai yang sekarang ini juga koalisinya belum selesai. Jadi kalau saya ngomong sekarang untuk apa? Itu yang namanya strategi, ya itu. Jangan tergesa-gesa, jangan grasa-grusu,” kata dia.
Pengarahan Kepala Negara dalam acara puncak Musara dinilai memperkuat posisi Jokowi sebagai king maker di Pilpres 2024 mandatang.
Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda menilai, peran Jokowi sebagai penentu makin terlihat dengan adanya arahan kepada para relawannya.
Baca juga: Hadiri Puncak Acara Musra, Jokowi Sapa Relawan hingga ke Tribun
"Dengan menggalang opini seperti ini, menggalang kekuatan relawan akan memperkuat posisi Jokowi sebagai king maker dalam konstelasi politik kandidasi beberapa hari ke depan," kata Hanta dalam cara Kompas Petang, di Kompas TV, Minggu sore.
Hanta berpandangan, Jokowi merupakan sosok king maker terkuat saat ini. Pasalnya, meski bukan merupakan ketua umum partai politik, namun mantan Gubernur DKI Jakarta itu dinilai memiliki pengaruh yang kuat dalam Pilpres 22024 mendatang.
Hal ini, kata dia, terlihat ketika Presiden RI ke-7 ini dapat mengomunikasikan, menggalang kekuatan terutama partai-partai di dalam pemerintahan, di luar dari NasDem dan PDIP.
Baca juga: Daftar Cawapres Usulan Musra: Mahfud MD, Sandiaga Uno hingga Ridwan Kamil
"Pak Jokowi bukan ketua umum partai sehingga dalam konstelasi politik Indonesia hari ini tidak memegang boarding pass secara langsung, tetapi beliau seorang king maker yang bisa dikatakan terkuat saat ini," paparnya.
Sumber: nasional.kompas.com
Artikel Terkait
Klarifikasi Lengkap Video Viral Golf Dadan Hindayana: Charity untuk Bencana Sumatera
2.603 Rumah Bantuan Dibangun Tanpa APBN, Tzu Chi & Menteri Ara Berkontribusi
Bantuan Rp 10.000 Per Hari dari Mensos: Jadup 3 Bulan untuk Korban Bencana Sumatera
Lisa Mariana Minta Maaf ke Atalia via DM: Unggah Bukti & Reaksi Warganet