Berdasarkan penelitian dokter di Turki, minum teh spearmint atau pepermint bisa menyebabkan berkurangnya liibido atau hasrat seksual. Ini merupakan gejala umum dari rendahnya kadar testosteron.
Para peneliti dalam studi tersebut juga mengkonfirmasi efek ini setelah memberikan teh spearmint dua kali sehari selama lima hari berturut-turut kepada 21 wanita penderita hirsutisme. Setelah diperhatikan, terjadi penurunan kadar testosteron yang signifikan.
Penelitian lain dalam jurnal sama pada tahun 2010 menunjukkan hasil yang sama, setelah dilakukan penelitian selama 30 hari terhadap 41 wanita penderita PCOS. Namun, perlu diingat, ini adalah penelitian yang kecil. Diperlukan penelitian lebih banyak untuk memvalidasi efek minum atau makan mint terhadap produksi testosteron.
2. Makanan berlemak
Makanan dengan banyak lemak trans memang berdampak buruk bagi kesehatan, terutama pada jantung dan metabolisme. Namun, lemak trans juga tidak kalah bahaya untuk hormon testosteron.
Lemak trans atau asam lemak biasa ditemukan pada makanan olahan, makanan cepat saji, hingga makanan yang digoreng.
Menurut sebuah studi tahun 2017 yang diterbitkan dalam Asian Journal of Andrology, konsumsi lemak trans telah dikaitkan dengan penurunan kadar testosteron, terutama pada orang AMAB karena dampak negatifnya pada fungsi testis serta efeknya dalam mengurangi volume testis.
Ketika fungsi testis terganggu, produksi testosteron dapat berkurang. Sehingga berpotensi menyebabkan berbagai masalah kesehatan.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: kalbardigital.com
Artikel Terkait
Ditemukan Pelanggaran, Kemenag Cabut Sertifikat Halal Roti Okko
10 Tahun Pemerintahan Jokowi: Warisan Utang Menggunung, Tak Sebanding dengan Pertumbuhan
Viral Banyak Anak Cuci Darah di RSCM, Ini Penyebab serta Pencegahannya
Hasil Uji BPOM: Roti Okko Mengandung Pengawet Ilegal, Roti Aoka Lolos Uji