Dengan menggunakan data dari penelitian NutriNet-Sante yang melibatkan lebih dari 100.000 orang dewasa, penelitian ini mengidentifikasi faktor-faktor kunci yang terkait dengan waktu makan.
Baca Juga: Jam Kerja Lebih dari 55 Jam Per Pekan Bisa Tingkatkan Resiko Stroke
Individu yang lebih muda, perokok, dan mereka yang waktu makannya lebih lambat menunjukkan risiko CVD yang lebih tinggi. Penelitian ini berlangsung selama 7 tahun dan mengungkapkan korelasi antara terlambat makan pertama dan peningkatan resiko penyakit kardiovaskular.
Studi ini menggarisbawahi pentingnya waktu makan, menunjukkan bahwa semakin larut waktu makan pertama, semakin tinggi risiko CVD. Khususnya, makan setelah jam 9 malam meningkatkan risiko sebesar 13 persen.
Risiko penyakit serebrovaskular meningkat sebesar 8 persen setiap kali penundaan makan terakhir, dan mencapai puncaknya sebesar 28 persen setelah jam 9 malam.
Peningkatan puasa malam hari dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit serebrovaskular sebesar 7 persen. Kesehatan kardiometabolik tumbuh subur jika makan dengan batasan waktu lebih awal.
Baca Juga: Makanan-makanan Ini Cocok Dikonsumsi Penderita Asam Lambung, Diantaranya Ubi
Didukung temuan sebelumnya menghubungkan sarapan lebih awal dan puasa semalaman lebih lama dengan risiko diabetes tipe 2 yang lebih rendah. Makan lebih awal meningkatkan metabolisme, menyelaraskan dengan ritme sirkadian perifer yang mengatur tekanan darah.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: kalbardigital.com
Artikel Terkait
Ditemukan Pelanggaran, Kemenag Cabut Sertifikat Halal Roti Okko
10 Tahun Pemerintahan Jokowi: Warisan Utang Menggunung, Tak Sebanding dengan Pertumbuhan
Viral Banyak Anak Cuci Darah di RSCM, Ini Penyebab serta Pencegahannya
Hasil Uji BPOM: Roti Okko Mengandung Pengawet Ilegal, Roti Aoka Lolos Uji