Dari Pajak Hingga Ideologi, Heru Subagia Ungkap Alasan Sri Mulyani Dicopot Prabowo!

- Selasa, 09 September 2025 | 04:05 WIB
Dari Pajak Hingga Ideologi, Heru Subagia Ungkap Alasan Sri Mulyani Dicopot Prabowo!




GELORA.ME - Ketua Kagama Cirebon Raya, Heru Subagia memberikan pandangannya mengenai keputusan Presiden Prabowo Subianto usai mencopot Sri Mulyani dari jabatan Menteri Keuangan dan menggantikannya dengan Purbaya Yudhi Sadewa.


Ia menilai langkah ini bukan sekadar reshuffle biasa, melainkan sarat makna politik dan ideologi.


Dikatakan Heru, ada dua poin utama yang perlu diperhatikan dalam perombakan mendadak tersebut.


"Pertama, khusus untuk Ibu Sri Mulyani, saya melihat dalam konteks dua hal. Eksternal dan internal,” ujar Heru, Senin (8/9/2025).


Dari sisi internal, Heru menilai kebijakan-kebijakan kontroversial yang ditempuh Sri Mulyani turut memicu gelombang ketidakpuasan publik.


“Yang terjadi, demonstrasi besar-besaran kemarin salah satu pemicunya kebijakan tidak populis. Ini menyulut kemarahan masyarakat dan pada akhirnya menyerang kewibawaan Prabowo sendiri,” tegasnya.


Ia menambahkan bahwa Sri Mulyani terlalu memaksakan penerimaan negara melalui pajak di saat kondisi rakyat tengah terjepit.


“Sri Mulyani memaksakan diri mendapatkan pendapatan daerah yang berpacu pada pajak. Di mana saat ini memang kondisi masyarakat dalam tekaran luar biasa, daya beli melemah, pendapatan berkurang, PHK di mana-mana,” kata Heru.


Selain faktor domestik, Heru juga menyinggung dinamika global yang memengaruhi keputusan ini.


“Saya meyakini keputusan Prabowo berkaitan dengan membuang Sri Mulyani sebagai Menteri, kaitannya dengan ekonomi politik internasional," Heru menuturkan.


"Sudah jelas Sri Mulyani bisa dikatakan antek ekonomi kapitalis, liberalis, di mana sistem ekonomi internasional sangat melekat dengan Sri Mulyani,” tambahnya.


Heru berpendapat, ekonomi liberal yang diusung Sri Mulyani telah memasuki fase kejenuhan.


"Paham ekonomi liberal inilah yang pada titik puncak kejayaannya dan klimaksnya sudah mencapai kejenuhan. Pada akhirnya melahirkan babak baru, di mana Prabowo lebih memilih praktek atau pendekatan ekonomi sosialis,” terangnya.


Lebih jauh, Heru mengaitkan arah kebijakan Prabowo dengan penguatan hubungan dengan Tiongkok.


“Saya meyakini kemarin Prabowo sempat hadir terkopoh-kopoh pertemuan delapan jam di China dalam rangka menghadiri parade militer pemerintah China. Kelihatan banget pemimpin yang berhaluan sosialis berkumpul dan salah satunya Prabowo,” tandasnya.


Heru bilang, langkah ini sebagai bagian dari kebangkitan rezim ekonomi sosialis di Indonesia.


“Inilah sebenarnya saya melihat awal kebangkitan rezim ekonomi sosialis yang menjadi bagian ideologi Prabowo. Apalagi dengan latar belakang kakek Prabowo yang merupakan pendiri Partai Sosialis Indonesia,” kuncinya.


Sumber: Fajar

Komentar