FPP TNI-MPUII Desak Adili Jokowi dan Makzulkan Gibran

- Selasa, 02 September 2025 | 17:45 WIB
FPP TNI-MPUII Desak Adili Jokowi dan Makzulkan Gibran



GELORA.ME -Tuntutan agar Presiden ke-7 RI Joko Widodo alias Jokowi diadili dan putra sulungnya yang merupakan Wapres Gibran Rakabuming Raka dimakzulkan, kembali disuarakan Forum Purnawirawan Prajurit (FPP) TNI, Petisi 100, dan Majelis Permusyawaratan Ummat Islam Indonesia (MPUII).

Perwakilan FPP TNI, Mayjen TNI (Purn) Syamsu Djalal mengatakan, pihaknya menyampaikan tuntutan tersebut kepada Presiden Prabowo Subianto, pasca terjadinya aksi besar-besaran di Jakarta dan sejumlah daerah lainnya.

"Tangkap Jokowi dan adili," kata mantan Komandan Pusat Polisi Militer (Dan Puspom) ABRI kepada wartawan di Jakarta, Selasa 2 September 2025.




Syamsu Djalal menjelaskan, tuntutan adili Jokowi bukan tanpa alasan. Sebab ia menilai kinerja ayah Gibran tersebut di mata masyarakat minus, dan cenderung bersekongkol dengan kelompok oligarki.

"Jelas Jokowi itu antek-antek semua oligarki. Ini yang penting, kita siap untuk berjuang," kata Syamsu Djalal.

Sementara mantan Wakil Ketua Tim Pembela Ulama (TPUA), Rizal Fadillah menyampaikan sejumlah tuntutan lainnya, di samping permintaan adili Jokowi.

"Yaitu tangkap dan adili Jokowi, makzulkan Gibran, copot Kapolri Listyo Sigit Prabowo, dan reformasi Kepolisian Republik Indonesia," kata Rizal.

Ditambahkan ahli hukum tata negara Refly Harun, Petisi 100 telah membuat forum untuk memastikan agenda tuntutan itu dapat terlaksana.

"Sudah dibentuk Selretatiat Bersama untuk mengagregasi kepentingan kita bersama, yaitu setidaknya dua hal. Satu adili Jokowi, dua makzulkan Gibran Rakabuming Raka," kata Refly.

"Dua agenda itu yang kami dorong, bukan tidak menghargai agenda lainnya, kami sepakat itu. Tapi dua agenda itu yang akan kita laksanakan dengan saksama dan dengan tempo sesingkat-singkatnya," sambungnya.

Dalam pertemuan tersebut turut dihadiri mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Danjen Kopqasus) Mayor Jenderal Purnawirawan Soenarko, dan mantan Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Purnawirawan Slamet Soebijanto.

Sumber: RMOL 

Komentar