Mulyanto mengatakan alih-alih menghasilkan kebijakan yang unggul. Sebaliknya, aturan publik yang dibuat Bupati Sudewo mencerminkan kebijakan yang gagal.
"Semestinya dalam sistem demokrasi yang kita anut sekarang ini, sebelum kebijakan publik diambil, dilakukan musyawarah publik yang luas, untuk menjaring partisipasi masyarakat, agar kebijakan yang akan diambil, mendapat dukungan dan legitimasi sosial yang luas," katanya.
Ia menambahkan kebijakan publik yang gagal dan menuai penolakan publik biasanya dibuat tanpa proses konsultasi dan partisipasi publik yang memadai.
"Apalagi bila proses pembentukan kebijakan publik tersebut terkesan tertutup dan elitis, tidak melibatkan masyarakat, tokoh agama, dan DPRD," sambungnya.
"Belum lagi kalau kebijakan publik yang diambil terkesan hanya menguntungkan segelintir orang, baik secara ekonomi maupun pencitraan politik (legacy)," demikian Mulyanto.
Sumber: RMOL
Artikel Terkait
MK Selamatkan Wajah Bopeng NKRI: Putusan Krusial Dwi Fungsi Polri & Batas Kepemilikan Asing di IKN
Gerindra Tolak Budi Arie: Alasan & Dampak Negatifnya Bagi Partai
Dokter Tifa Beberkan Fakta Kesehatan Jokowi: Alergi atau Autoimun Serius?
Ribka Tjiptaning Siap Hadapi Pemeriksaan Polisi, Bongkar Alasan Soeharto Tak Layak Jadi Pahlawan Nasional