Staf Khusus Menteri Pertahanan Bidang Kedaulatan NKRI ini secara terbuka mengajak Gibran untuk segera datang ke Papua, mencontoh para pendahulunya.
"Kelihatannya belum. Saya mau ajak nanti," kata Lenis Kogoya di kantor Kemenhan, Jakarta, Kamis 8 Mei 2025.
Lenis bahkan mendorong Gibran untuk meneladani langkah Wapres sebelumnya, KH Ma'ruf Amin, yang tercatat 6 kali ngantor di Papua, serta Presiden Joko Widodo yang tak segan turun langsung ke pelosok.
Ia melihat potensi besar pada Gibran yang masih muda dan memiliki fisik kuat untuk menyusuri medan Papua yang menantang.
"Dia harus turun lapangan. Seperti bapaknya, Jokowi, kan dia masuk ke rumah. Selalu dengan saya naik gunung, ke mana-mana."
Fakta-fakta ini mencuat di tengah polemik "kantor Wapres di Papua" yang dipicu oleh pernyataan Menko Polhukam Yusril Ihza Mahendra.
Meski Yusril kemudian mengklarifikasi bahwa yang berkantor di sana adalah Sekretariat Badan Percepatan Pembangunan Otsus Papua, bukan Gibran secara personal, wacana awal tersebut sudah terlanjur menciptakan ekspektasi tinggi.
"Jadi bukan wapre yang akan berkantor di Papua, apalagi akan pindah kantor ke Papua," kata Yusril dalam siaran persnya, Rabu (9/7/2025), untuk meluruskan informasi.
Namun, nasi telah menjadi bubur. Kontras antara wacana besar sebuah "penugasan khusus" dengan realitas kunjungan kerja yang masih nihil menciptakan sebuah narasi ironis.
Publik pun bertanya-tanya, bagaimana sebuah misi strategis untuk Papua bisa dirancang secara efektif jika sang komandan lapangan bahkan belum sempat melihat langsung medan perangnya?
Sumber: Suara
Artikel Terkait
Kejagung Malah Memohon ke Pengacara Silvester, Bukannya Buronkan: Apa Motif di Baliknya?
Menkeu Purbaya Dibilang Ceplas-ceplos, Benarkah Misbakhun Takut?
Jokowi-Prabowo Bertemu, Ini 5 Fakta di Balik Pertemuan yang Bikin Penasaran!
Hotman Paris Dibantah! JPU Tegaskan Ada Kerugian Negara dalam Korupsi Laptop Chromebook