Jadi Sorotan! Tugas-Tugas Baru TNI: Didik Anak Nakal, Tanam Kedelai, Urus Obat, Jaga Kejaksaan

- Senin, 12 Mei 2025 | 14:15 WIB
Jadi Sorotan! Tugas-Tugas Baru TNI: Didik Anak Nakal, Tanam Kedelai, Urus Obat, Jaga Kejaksaan




GELORA.ME - Prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) kini mendapatkan beragam tugas baru di samping menjaga kedaulatan negara Indonesia yang menjadi tugas pokok TNI.


Dalam beberapa waktu terakhir, TNI dilibatkan dalam beragam bidang kegiatan di luar militer, mulai dari pendidikan, farmasi, hingga persoalan pertanian.


Apa saja sektor-sektor dalam kehidupan masyarakat yang kini mulai digeluti TNI?


Didik Anak Nakal


Salah satu yang paling menyorot perhatian adalah keterlibatan TNI mendidik anak-anak "nakal" di Jawa Barat untuk digembleng di barak militer.


Pelibatan TNI ini merupakan ide Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi agar anak-anak berulang kali melakukan pelanggaran berat dapat digembleng dalam lingkungan militer untuk menanamkan rasa disiplin dan tanggung jawab.


Program ini sudah mulai berjalan sejak awal Mei 2025 meski menimbulkan pro dan kontra di tengah publik.


Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat Brigjen Wahyu Yudhayana menyatakan, kegiatan yang diikuti oleh para pelajar itu bukanlah pendidikan militer, meski diselenggarakan di lingkungan militer.


“Materi yang diberikan adalah materi umum yang biasa ada di sekolah, seperti belajar di kelas, bimbingan konseling, latihan baris-berbaris, motivasi, penyuluhan bahaya narkoba, bela negara, hingga outbound dan permainan kelompok,” kata Wahyu.


Tanam Kedelai


Keterlibatan TNI dalam sektor pertanian boleh jadi bukanlah hal yang baru, sebab TNI pun sudah dilibatkan dalam sejumlah proyek lumbung pangan atau food estate.


Namun, yang menjadi perhatian, kini tak hanya TNI Angkatan Darat (AD) yang ikut bercocok tanam, TNI Angkatan Laut (AL) juga turut meladang.


Pada Kamis (8/5/2025), Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali menggelar panen kedelai di Serang, Benten, sebagai bagian dari program mendukung ketahanan pangan nasional.


"Saat ini untuk kedelai kita masih impor, dan dari program Bapak Presiden RI untuk ketahanan pangan maka kedelai jangan sampai lagi impor," ujar Laksamana Ali.


"Kalau ini sukses, kita tidak akan lagi mengimpor kedelai," kata dia.


Ia menyebukan, semua prajurit TNI AL akan dilatih agar mampu membudidayakan kedelai.


"Angkatan Laut akan melaksanakan bimbingan teknis atau bimtek budi daya kedelai kepada para prajurit satkowil dan satnonkowil mulai tanggal 8 sampai dengan 16 Mei sebagai bentuk dukungan terhadap program ketahanan pangan nasional," kata dia.


Urus Obat


Rencana TNI merambah bidang farmasi diungkap Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin dalam rapat bersama Komisi I DPR RI, Rabu (30/4/2025).


TNI akan terlibat lewat laboratorium farmasi yang akan direvitalisasi.


Bidang farmasi ini akan menjadi bagian untuk produksi obat-obatan di dalam negeri.


"Kita juga sudah melakukan revitalisasi laboratorium farmasi yang ada di angkatan menjadi satu pabrik obat pertahanan negara, sehingga nanti produksi obat kita yang akan kita kerjakan," kata Sjafrie.


Sjafrie mengatakan, tingginya harga obat-obatan di Indonesia menjadi salah satu alasan di balik inisiatif ini.


Ia menyoroti keluhan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin yang membandingkan harga obat di Indonesia dengan negara tetangga.


"Ini kita sudah coba, dan kita sudah mulai berinteraksi dengan negara-negara sahabat mengenai farmasi karena kita tahu harga obat di Indonesia tinggi sekali," ucap dia.


Gerebek Narkoba


TNI yang semestinya menjadi alat pertahanan negara juga ikut ambil bagian dalam penegakan hukum dalam kasus narkotika ketika menggerebak pelaku peredaran narkoba di Bima, Nusa Tenggara Barat, Kamis (1/5/2025).


Penggerebekan ini disebut sebagai respons terhadap laporan masyarakat yang mencurigai adanya aktivitas ilegal di lokasi tersebut.


Dalam operasi tersebut, TNI menangkap tiga pelaku berinisial S (26), I (23), dan M (25) dari wilayah Kecamatan Woha.


TNI juga menyita 32 paket sabu dengan total berat 38,68 gram, tiga unit ponsel, lima dompet, beberapa tas berisi alat penggunaan sabu, uang tunai, serta berbagai barang bukti lain, seperti alat isap, timbangan elektrik, alat suntik, dan senjata tajam berupa pipa kaca serta gunting kecil.


Para tersangka beserta barang bukti telah diserahkan ke Polres Bima untuk proses hukum lebih lanjut.


Komandan Pusat Polisi Militer TNI Mayjen Yusri Nuryanto menilai, tindakan tersebut tidak salah karena TNI tidak mungkin tinggal diam bila menemukan perbuatan tindak pidana di hadapan mereka


"Kalau kita melihat ada tindak pidana di depan mata, masa iya kita biarkan? Dalam penanganan awal, tidak apa-apa kita tangkap. Tapi kalau pelakunya sipil, ya diserahkan kepada kepolisian atau kejaksaan,” kata Yusri di Mabes TNI, Jakarta, Rabu (7/5/2025).


Jaga Kejaksaan


Teranyar, prajurit TNI bakal ditugaskan untuk menjaga kantor kejaksaan tinggi (kejati) dan kejaksaan negeri (kejari) di seluruh Indonesia.


Perintah pengamanan setiap Kejari dan Kejati di Indonesia diberikan langsung oleh Panglima TNI Jenderal Agus Subianto lewat Telegram Nomor TR/442/2025 tertanggal 6 Mei 2025.


Dalam telegram tersebut, Panglima TNI mengerahkan personel dan alat perlengkapan dalam rangka dukungan pengamanan Kejati dan Kejari di seluruh Indonesia.


Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung Harli Siregar membenarkan informasi adanya pengamanan dari TNI untuk Kejati dan Kejari di seluruh Indonesia.


"Iya benar, ada pengamanan yang dilakukan oleh TNI terhadap Kejaksaan hingga ke daerah (di daerah sedang berproses), pengamanan itu bentuk kerja sama antara TNI dengan Kejaksaan," kata Harli saat dikonfirmasi, Minggu (11/5/2025).


"Itu bentuk dukungan TNI ke Kejaksaan dalam menjalankan tugas-tugasnya," ucap dia.


Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen Kristomei Sianturi menyatakan, kerja sama ini dilaksanakan berdasarkan permintaan resmi dan kebutuhan yang terukur, serta tetap mengacu pada ketentuan hukum yang berlaku.


Dia menambahkan, TNI senantiasa menjunjung tinggi prinsip profesionalitas, netralitas, dan sinergisitas antar-lembaga.


"Hal ini juga sebagai pengejawantahan tugas pokok TNI sebagaimana yang diamanatkan oleh Undang-undang untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara," ucap Kristomei.


Sumber: Kompas

Komentar