UNVR Melonjak 30% dalam Seminggu, Ini Saham Defensif Lain yang Jadi Incaran Investor

- Jumat, 24 Oktober 2025 | 15:35 WIB
UNVR Melonjak 30% dalam Seminggu, Ini Saham Defensif Lain yang Jadi Incaran Investor

Dampak Bansos Tunai dan Proyeksi Pemulihan Daya Beli

Indo Premier Sekuritas dalam riset terbarunya mengidentifikasi faktor pendorong lain untuk sektor konsumsi. Program bantuan sosial tunai pemerintah pada periode Oktober-Desember 2025 dinilai berpotensi mengerek kembali daya beli masyarakat.

Pemerintah berencana menyalurkan bantuan sebesar Rp 300.000 per bulan kepada 35,4 juta penerima, dengan total anggaran mencapai Rp 31,9 triliun. Menurut Indo Premier, skema bantuan tunai ini lebih efektif mendorong konsumsi dibandingkan bantuan non-tunai.

Bukti efektivitas bantuan tunai terlihat dari data historis. Pada kuartal I-2025, penjualan barang konsumsi harian hanya tumbuh 3 persen, jauh di bawah rata-rata lima tahun terakhir sebesar 8,3 persen. Sebaliknya, ketika pemerintah menyalurkan bantuan tunai tambahan pada 2022, penjualan sektor ini melonjak 8,7 persen.

Dengan kombinasi bantuan sosial di kuartal IV-2025 dan momentum persiapan Lebaran 2026 yang jatuh lebih awal, Indo Premier memperkirakan penjualan domestik barang konsumsi akan menguat pada akhir tahun.

Prospek Margin Perusahaan dan Rekomendasi Saham

Dari sisi margin, tekanan biaya bahan baku diperkirakan mereda. Harga komoditas seperti kopi, kakao, gula, dan minyak mentah Brent turun masing-masing lebih dari 20 persen secara tahunan, sementara harga CPO hanya naik tipis 3,8 persen.

Penurunan harga komoditas ini diperkirakan akan membantu margin produsen seperti Kalbe Farma (KLBF) dan Mayora (MYOR). Indo Premier memproyeksikan bahwa kombinasi penurunan 5 persen harga kopi, kakao, gula, dan minyak Brent serta kenaikan 5 persen harga CPO dapat meningkatkan laba 2026 masing-masing sebesar 14,1 persen untuk MYOR dan 6,2 persen untuk KLBF.

Meskipun valuasi sektor konsumsi saat ini berada di level menarik, yaitu 13,2 kali P/E forward (di bawah rata-rata lima tahun terakhir), Indo Premier masih mempertahankan rekomendasi neutral. Mereka menunggu bukti nyata pemulihan daya beli sebelum menaikkan prospek sektor ini. Urutan saham pilihan Indo Premier adalah KLBF, MYOR, ICBP, UNVR, dan SIDO.

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Halaman:

Komentar