Bangkai satwa langka tersebut sudah dalam kondisi membusuk, namun ciri fisiknya masih dapat dikenali. Decky menyebutkan bulu berwarna jingga dan struktur tengkorak yang khas masih tampak jelas. Berdasarkan pengamatan, korban diduga adalah orangutan Tapanuli betina berusia remaja dengan kondisi tubuh sekitar 80% masih utuh.
Untuk sementara, bangkai orangutan Tapanuli itu telah diamankan dan diberi penanda. Namun, proses evakuasi belum dapat segera dilakukan karena keterbatasan personel dan prioritas operasi SAR yang masih berfokus pada pencarian korban manusia hilang akibat bencana.
"Kami harus memprioritaskan pencarian dan evakuasi korban manusia terlebih dahulu. Pada waktu yang sama, ada temuan jenazah korban banjir yang harus segera ditangani," jelas Decky.
Operasi SAR ini berlangsung dalam situasi bencana yang melanda wilayah Sumatera. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperbarui data korban meninggal di tiga provinsi, yaitu Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, dengan total mencapai 1.006 jiwa.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyampaikan bahwa terjadi penambahan korban yang ditemukan dalam operasi SAR hari ini, yang kemudian menambah jumlah total korban jiwa dari ketiga provinsi tersebut.
Artikel Terkait
Dandhy Laksono: Bencana Sumatra Bukan Alam, Tapi Bencana Buatan Manusia - Analisis Lengkap
Banser Bersihkan Gereja HKBP Sibolga Terdampak Banjir Bandang Sumut Jelang Natal
Gadis 16 Tahun di Blora Diduga Korban Salah Sasaran Polisi: Tuduhan Buang Bayi & Pemeriksaan Tidak Manusiawi
Kebakaran Terra Drone Indonesia: 22 Tewas, Proyek Sawit hingga Tol Cisumdawu Terungkap