Siapa Mayjen TNI Achmad Adipati? Profil, Peran di IKN, dan Keterkaitan Sengketa Lahan Tanjung Bunga

- Kamis, 13 November 2025 | 23:50 WIB
Siapa Mayjen TNI Achmad Adipati? Profil, Peran di IKN, dan Keterkaitan Sengketa Lahan Tanjung Bunga

Profil Mayjen TNI Achmad Adipati Karna Widjaja: Staf Khusus KSAD di IKN

Nama Mayor Jenderal (Mayjen) TNI Achmad Adipati Karna Widjaja saat ini menjadi perhatian publik. Ia dikaitkan dengan sengketa lahan di kawasan Tanjung Bunga, Makassar, yang turut melibatkan nama mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK). Lalu, siapakah sebenarnya sosok jenderal bintang dua ini?

Profil dan Latar Belakang Pendidikan Mayjen Achmad Adipati

Mayjen TNI Achmad Adipati Karna Widjaja lahir pada 6 Februari 1968. Ia merupakan lulusan Akademi Militer tahun 1990 dari korps Infanteri Raider. Tidak hanya mumpuni di bidang militer, Adipati juga dikenal sebagai perwira yang berwawasan internasional. Ia berhasil menyelesaikan pendidikan pascasarjana di Chartered Management Institute, Inggris, pada tahun 2007.

Karier militernya sangat cemerlang. Dari pangkat Letnan Dua di awal 1990-an, ia berhasil mendaki jenjang karier hingga menyandang pangkat Mayor Jenderal pada tahun 2023. Dalam dunia militer, Achmad Adipati dikenal sebagai ahli di bidang intelijen, komunikasi sosial, dan pembinaan teritorial.

Tugas Strategis di Ibu Kota Nusantara (IKN)

Sejak Oktober 2023, Achmad Adipati ditunjuk menjabat sebagai Staf Khusus Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) dengan tugas khusus di Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN). Jabatan strategis ini menuntut kemampuannya dalam diplomasi dan koordinasi lintas sektor, mencakup aspek keamanan, pertahanan, dan tata wilayah di kawasan ibu kota baru negara.

Posisinya ini menjadikannya figur kunci yang menjembatani kolaborasi antara TNI, pemerintah, dan masyarakat sipil di wilayah strategis Kalimantan Timur.

Keterkaitan dengan Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar

Nama Achmad Adipati ramai diperbincangkan setelah ia terlihat di lokasi sengketa lahan Tanjung Bunga, Makassar. Sengketa ini melibatkan klaim kepemilikan antara PT Hadji Kalla dan PT Gowa Makassar Tourism Development (GMT), anak usaha Lippo Group.

Halaman:

Komentar