Yang paling mencuri perhatian adalah perkiraan harganya. Meski harga resmi belum diumumkan, Bobibos diproyeksikan dijual hanya sepertiga dari harga BBM sekelasnya. Sebagai perbandingan, jika harga Pertamax Turbo saat ini sekitar Rp 13.100 per liter, maka Bobibos hanya akan dibanderol sekitar Rp 4.300 per liter.
Bahan Baku Ramah Lingkungan dan Kemandirian Energi
Bobibos diproduksi dari tanaman lokal yang ditanam di lahan persawahan. Hal ini tidak hanya menjadikannya sumber energi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, tetapi juga membuka peluang besar untuk kemandirian energi nasional.
“Bahan bakunya berasal dari tanaman, yang artinya Bobibos berpotensi untuk diproduksi di seluruh wilayah Indonesia,” jelas Thamrin, menekankan potensi desentralisasi produksi.
Sertifikasi dan Dukungan
Inovasi ini tidak main-main. Bobibos telah dipatenkan dan telah mendapatkan sertifikasi resmi dari Lemigas di bawah Kementerian ESDM. Sertifikasi ini menjadi bukti sah bahwa klaim-klaim teknis mengenai kualitas Bobibos telah teruji di laboratorium.
Thamrin mengungkapkan bahwa presentasi Bobibos telah sampai ke kalangan pengusaha besar dan lingkar dalam istana. Meski belum ada tindak lanjut konkret dari investor swasta, optimisme untuk mewujudkan kemandirian energi hijau nasional tetap tinggi.
Dengan semangat perubahan, Thamrin menutup, “Kalau dulu Jonggol dikenal dengan Waka, sekarang saya ubah dengan Bobibos.”
Artikel Terkait
Prediksi Jokowi Terbukti: Polemik Ijazah Tak Selesai Meski Asli Ditunjukkan
Polemik Ijazah Jokowi: Fakta Pengakuan Elida Netti vs Bantahan Roy Suryo
China Dukung Indonesia Jadi Presiden Dewan HAM PBB 2026: Analisis & Implikasi
Susi Pudjiastuti: 80% Pejabat RI Bermental Maling, Benarkah? Analisis Lengkap