AHY mengingatkan contoh ketika pendiri Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjabat sebagai Presiden RI, memberikan gelar pahlawan nasional kepada mantan Presiden Soekarno pada tahun 2012.
"Tentu ada pro dan kontra, tetapi Bapak SBY ketika itu melihatnya secara komprehensif melalui mekanisme yang berlaku. Sebagai manusia biasa, Bung Karno pasti ada kekurangan juga, tetapi kontribusinya kepada negara, tidak mungkin dilupakan," jelas AHY.
Momentum Rekonsiliasi Kebangsaan
Partai Demokrat menilai keputusan pemberian gelar pahlawan nasional ini menjadi momentum strategis untuk mempererat silaturahmi kebangsaan di tengah dinamika politik Indonesia yang terus berkembang.
"Semangat rekonsiliasi dan penghargaan terhadap jasa para pemimpin bangsa akan memperkokoh fondasi kebangsaan dan memperkuat optimisme menuju masa depan Indonesia yang lebih baik," tandas AHY.
Setiap era kepemimpinan nasional memiliki tantangan dan konteksnya sendiri, sehingga penting bagi generasi sekarang untuk melanjutkan perjuangan para pendahulu dengan memperkuat persatuan, menegakkan keadilan, dan memastikan kesejahteraan rakyat Indonesia.
Artikel Terkait
Rahma El Yunusiyah: Biografi, Peran, dan Gelar Pahlawan Nasional 2025
Gus Dur & Syaikhona Kholil Resmi Jadi Pahlawan Nasional 2025, Ini Daftar Lengkapnya
Tuan Rondahaim Saragih Garingging: Pahlawan Nasional Pertama Simalungun 2025
Fakta WA Group Najeela Shihab di BAP Nadiem & Proyek Laptop Rp 9,3 T Bermasalah