Kisah Tragis Ratu Sekar Kedaton: Diasingkan ke Manado hingga Akhir Hayat

- Minggu, 09 November 2025 | 22:25 WIB
Kisah Tragis Ratu Sekar Kedaton: Diasingkan ke Manado hingga Akhir Hayat

Hidup dalam Pengasingan

Di tanah pengasingan, Ratu Sekar Kedaton dan putranya menetap di Kampung Pondol, wilayah yang kini termasuk Kelurahan Rikek, Kecamatan Wenang, Manado. Mereka hidup dalam kesederhanaan dan keterasingan, jauh dari kemewahan kehidupan keraton.

Meski dalam keterbatasan, Ratu Sekar Kedaton tetap menjaga martabatnya sebagai bangsawan Jawa. Ia menghabiskan sisa hidupnya dengan penuh ketabahan di tanah yang asing baginya.

Akhir Hidup yang Mengharukan

Kisah pilu berlanjut ketika Pangeran Timur Muhammad wafat lebih dahulu di pengasingan. Putra mahkota yang seharusnya itu meninggal tanpa gelar kebangsawanan yang semestinya ia sandang.

Ratu Sekar Kedaton menyusul kepergian putranya pada tahun 1918. Ia menghembuskan napas terakhir di Manado, tanah yang tak pernah mengenal upacara keraton Jawa. Keduanya pergi tanpa gelar, tanpa mahkota, dan tanpa pengakuan yang semestinya mereka dapatkan.

Warisan Sejarah yang Abadi

Kisah Ratu Sekar Kedaton menjadi bukti nyata betapa kuatnya pengaruh politik kolonial dalam menentukan takhta kerajaan Jawa. Meski diasingkan, namanya tetap hidup dalam catatan sejarah sebagai simbol keteguhan hati dan perjuangan seorang ibu untuk hak putranya.

Cerita ini juga mengingatkan kita pada banyaknya kisah tragis lainnya dalam sejarah Nusantara yang patut kita kenang dan pelajari sebagai bagian dari warisan budaya bangsa.

Halaman:

Komentar