"Untuk mengukur relawan politik, apakah mereka solid dan punya mesin yang kredibel untuk memenangkan pertarungan, itu rumit," tambah Adi.
Transformasi Projo ke Partai Politik: Tantangan dan Pertimbangan
Adi menduga kerumitan inilah yang membuat Projo bersikap hati-hati dalam bertransformasi menjadi partai politik. Selain persoalan struktur dan soliditas organisasi, tantangan terberat adalah kemampuan lolos dalam kontestasi pemilu.
"Ngajak orang menjadi bagian dari partai, dari struktur politik tertentu, hari ini sangat rumit. Maka sekalipun muncul partai baru tiap pemilu, banyak yang tidak bisa lolos ke parlemen," ujarnya.
Analisis Adi menyimpulkan, "Mungkin ini yang dipertimbangkan Projo. Kalau jadi partai, jangan-jangan tidak lolos ikut pemilu. Sekalinya ikut, bisa jadi tidak lolos ke parlemen."
Kondisi ini menunjukkan kompleksitas transformasi organisasi relawan menjadi partai politik di Indonesia, terutama dalam menghadapi persaingan elektoral yang semakin ketat.
Artikel Terkait
Ahmed al-Ahmed: Pahlawan Muslim Bondi Beach Raup Donasi Rp 41,7 Miliar Usai Hadang Penembak
Isu Kedekatan Shandy Aulia dan Suyudi Ario Seto: Profil, Kronologi & Fakta Terbaru
Kepala BGN Bermain Golf Saat Bencana Sumatera: Kontroversi & Tuntutan Mundur
Wali Kota Medan Tarik Bantuan 30 Ton Beras UEA: Alasan, Pro Kontra, dan Dampak ke Korban Banjir