Ray Rangkuti Tolak Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto, Ini Alasannya

- Selasa, 04 November 2025 | 12:00 WIB
Ray Rangkuti Tolak Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto, Ini Alasannya

Ray juga menanggapi pernyataan politisi PSI mengenai elite PDIP yang dianggap belum berdamai dengan sejarah. Ia menegaskan bahwa yang terjadi bukanlah soal berdamai, tetapi tentang tidak melupakan sejarah (Jas Merah).

Prinsip ini, menurutnya, bukan hanya dicetuskan oleh Bung Karno, tetapi juga sejalan dengan pesan almarhum Gus Dur: "Forgive your enemies, but don’t forget their mistakes."

"Semboyan Jas Merah ini penting sebagai pengingat yang dulu pernah di fase otoriterisme, dan pada 1998 memasuki demokratisasi," tegas Ray.

Peringatan untuk PSI dan Pentingnya Mengingat Reformasi 1998

Ray Rangkuti mengingatkan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) untuk memahami konteks sejarah dengan benar. Ia menekankan bahwa jalan reformasi yang dimulai pada 1998-lah yang memungkinkan terciptanya iklim demokrasi hingga Jokowi bisa menjadi presiden.

"Jadi PSI harus tahu itu, hanya karena reformasi Jokowi bisa mencapai posisi jadi presiden. Kok sekarang mau melupakan sejarah kelam dan menganggap pengorbanan rakyat sebagai hal biasa untuk kediktatoran Soeharto ketika itu," sambungnya.

Wacana pemberian gelar pahlawan nasional untuk Soeharto tetap menjadi perdebatan publik yang menuntut pertimbangan mendalam, tidak hanya melihat jasa tetapi juga menimbang catatan kelam masa lalu.

Halaman:

Komentar