3 Prioritas Utama dan Peran Strategis Indonesia
Sebagai implementasi dari visi tersebut, KTT APEC 2025 menitikberatkan pada tiga pilar prioritas, yaitu:
- Terhubung (Connect): Fokus pada fasilitasi perdagangan, investasi, dan konektivitas antar masyarakat.
- Berinovasi (Innovate): Mendorong transisi digital dan pengembangan ekonomi berkelanjutan.
- Sejahtera (Prosper): Memperkuat ketahanan UMKM, kelompok rentan, dan mengatasi perubahan demografi.
Keikutsertaan Presiden Prabowo dalam KTT APEC 2025 memiliki arti yang sangat strategis. Mengingat APEC mencakup sekitar 60 persen PDB global dan 36 persen populasi dunia, partisipasi aktif Indonesia merupakan peluang emas untuk berkontribusi dalam membangun masa depan kawasan yang seimbang dan berkelanjutan.
Dalam sidang para pemimpin ekonomi (AELM), Presiden Prabowo diagendakan untuk menyampaikan pidato penting mengenai penguatan kerja sama ekonomi regional. Indonesia juga diharapkan dapat berperan sebagai jembatan yang mempertemukan kepentingan berbagai anggota, serta memastikan hasil kerja sama APEC memberikan dampak positif yang langsung terasa bagi masyarakat, pelaku usaha, dan tenaga kerja.
Dalam kunjungan kerjanya ini, Presiden Prabowo didampingi oleh Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.
 
                         
                                 
                                             
                                             
                                             
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                
Artikel Terkait
Alex Noerdin Terancam 20 Tahun Penjara Tambahan di Kasus Korupsi Pasar Cinde, Ini Fakta Terbarunya
Dirut CMNP Arief Budhy Hardono Dilaporkan ke Polda Metro Jaya Soal Tuduhan NCD Palsu
Laba Bank JTrust (BCIC) Tembus Rp63,74 Miliar di Kuartal III 2025, Kredit & DPK Tumbuh
Said Iqbal Tolak Kenaikan UMP Rp50 Ribu, Ancam Mogok Nasional