Mengapa Prabowo Diam? Strategi Politik di Balik Isu Ijazah Jokowi yang Kembali Viral

- Rabu, 29 Oktober 2025 | 22:50 WIB
Mengapa Prabowo Diam? Strategi Politik di Balik Isu Ijazah Jokowi yang Kembali Viral

Isu Ijazah Jokowi Kembali Menghangat: Analisis Sikap Diam Prabowo dan Politik Persepsi

Isu keaslian ijazah Presiden Joko Widodo atau Jokowi kembali menjadi sorotan publik. Pemicunya adalah publikasi temuan dari Roy Suryo yang diklaim berasal dari arsip Komisi Pemilihan Umum (KPU). Dalam unggahannya, Roy Suryo menyoroti sejumlah kejanggalan pada dokumen tersebut. Isu yang sempat mereda beberapa tahun terakhir ini kembali memicu debat panas di ruang publik dan media sosial.

Sikap Diam Prabowo Subianto Menjadi Sorotan

Di tengah hiruk-pikuk perdebatan, sikap Presiden Prabowo Subianto justru diam. Tidak ada pernyataan resmi, klarifikasi, atau pembelaan terbuka yang datang dari istana. Keheningan ini tentu mengundang tanda tanya besar. Apakah sikap diam Prabowo ini merupakan bagian dari sebuah strategi politik tertentu, atau pertanda bahwa isu ini tidak berasal dari lingkar dalam kekuasaannya?

Analisis Strategi Politik di Balik Diamnya Prabowo

Banyak pengamat politik memandang diamnya Prabowo bukan tanpa alasan. Pemerintah tampaknya sengaja menjaga jarak dari isu yang berpotensi memecah konsentrasi publik. Terjun ke dalam polemik personal dianggap tidak produktif, terlebih jika tidak berdampak langsung pada kebijakan negara. Dalam perspektif jangka panjang, ketenangan justru bisa menjadi strategi untuk menghadapi badai politik.

Roy Suryo dan Momentum Kebangkitan Isu Lama

Roy Suryo kembali menunjukkan kemampuannya dalam menangkap momentum. Ia menghidupkan kembali isu yang telah lama tenggelam dengan kemasan baru. Di saat vakumnya isu besar pasca Pemilu, langkah ini berhasil membuat namanya kembali diperbincangkan. Namun, muncul narasi bahwa di balik Roy Suryo, terdapat bayangan "big bos" politik lama yang ingin tetap relevan dan menguji reaksi publik menjelang tahun-tahun politik mendatang.

Dinamika Politik Menuju 2029 dan Target Legitimasi

Halaman:

Komentar