Langkah pengembangan DME ini merupakan upaya strategis untuk mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor LPG. Bahlil mengungkapkan data bahwa konsumsi LPG nasional mencapai 8,5 juta ton, sementara kapasitas produksi dalam negeri hanya 1,3 juta ton.
"Kita impor sekitar 6,5 juta ton sampai 7 juta ton. Cara mengurangi impor adalah dengan melahirkan substitusi impor melalui hilirisasi batu bara," tegas Bahlil usai acara Anugerah Subroto di Jakarta.
Teknologi DME dari China dan Eropa
Untuk mendukung proyek DME ini, pemerintah kemungkinan besar akan menggunakan teknologi dari Eropa dan China yang dinilai cocok dengan kondisi Indonesia. Keputusan akhir mengenai pemilihan teknologi ini sepenuhnya berada di tangan Danantara.
"Ini mitranya nanti dengan Danantara, teknologinya kan macam-macam ya, teknologi dari China, bisa juga dari Eropa," jelas Bahlil.
Dengan dimulainya proyek DME pada 2025, Indonesia berharap dapat segera mengurangi ketergantungan pada impor LPG dan memanfaatkan potensi batu bara dalam negeri secara lebih optimal.
Artikel Terkait
Foto Rahasia Epstein Dibuka: Trump, Clinton, Bill Gates Terseret Skandal
Forum Kiai NU Jawa Desak MLB PBNU, Usul Rhoma Irama Masuk Kepengurusan
Kim Jong-un Eksekusi 30 Pejabat: Hukuman Mati Gagal Tangani Banjir Korea Utara
Kritik SETARA Institute: Perpol Kapolri No. 10/2025 Dinilai Abaikan Putusan MK dan Hambat Reformasi Polri