Dorong Optimalisasi Teknologi dan AI untuk Efisiensi
Selain pengetatan anggaran, Purbaya juga menyoroti potensi efisiensi melalui pemanfaatan teknologi. Dia mengungkapkan bahwa BPJS Kesehatan memiliki tim IT yang besar, berjumlah sekitar 200 pegawai, yang dinilainya perlu dioptimalkan.
Menkeu mendorong BPJS Kesehatan untuk memanfaatkan Artificial Intelligence (AI) agar operasional menjadi lebih profesional dan efisien. "Mereka punya IT yang besar rupanya, 200 pegawai IT di sana. Saya minta dibuat lebih profesional lagi," katanya.
BPJS Kesehatan Bidik Kelanjutan Program JKN
Di sisi lain, Dirut BPJS Kesehatan, Ali Ghufron Mukti, menjelaskan bahwa agenda pertemuan ini adalah untuk mencari solusi agar program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dapat berkelanjutan (sustainable).
Ghufron juga menyoroti prestasi BPJS Kesehatan yang masuk dalam nominasi Nobel, sebagai bentuk pengakuan atas dampak perlindungan sosial yang diciptakan. "Intinya kan kita masuk nominasi Nobel. Belum pernah lho institusi Indonesia masuk nominasi Nobel, baru BPJS Kesehatan," ujarnya.
Pembahasan Pemutihan Tunggakan Iuran Peserta
Isu lain yang dibahas dalam pertemuan ini adalah rencana pemutihan tunggakan iuran bagi peserta. Kebijakan ini menyasar peserta mandiri yang menunggak iuran, yang kemudian statusnya berubah menjadi Penerima Bantuan Iuran (PBI).
Artikel Terkait
Kebakaran Terra Drone: Misteri Pemetaan Sawit Ilegal & Bencana Sumatera Terungkap?
Visa Kartu Emas AS: $1 Juta untuk Izin Tinggal, Benarkah Adil? Analisis Kontroversi
BGN Tanggung Biaya Perawatan 21 Korban Kecelakaan Mobil MBG di SDN Kalibaru
Kecelakaan SDN 1 Kalibaru: 20 Siswa dan Guru Terluka Ditabrak Mobil Pengangkut MBG