Sementara itu, Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Jakarta dalam laporan yang dipublikasikan pada Juli lalu mengungkap bahwa santri laki-laki justru lebih rentan mengalami kekerasan seksual dibanding santri perempuan.
Dampak Pemberitaan dan Kondisi Pesantren Saat Ini
Nasaruddin menyatakan bahwa pemberitaan negatif tentang kekerasan seksual di pesantren berpotensi menimbulkan dampak buruk. “Jangan sampai orang nanti alergi memasukkan anaknya ke pondok pesantren,” ujarnya.
Oleh karena itu, dia mengajak masyarakat untuk terus memelihara dan menghargai jasa-jasa pesantren. Nasaruddin mencatat, saat ini total jumlah pesantren di Indonesia mencapai 42.369, yang semuanya merupakan lembaga swasta dengan pendanaan yang sangat terbatas.
Dalam kesempatan yang sama, Nasaruddin juga menyinggung peristiwa ambruknya bangunan musala Ponpes Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur, pada 29 September lalu. Insiden yang menewaskan lebih dari 60 orang tersebut dinilainya memiliki hikmah, salah satunya adalah tumbuhnya kesadaran bahwa pesantren membutuhkan perhatian dan anggaran dari pemerintah untuk melanjutkan operasionalnya.
“Saya ingin mengingatkan kita semuanya ya, begitu banyak orang beriung-riung memasukkan anaknya ke pondok pesantren karena di situ ada ketulusan, keikhlasannya, bahkan banyak yang gratis,” pungkas Nasaruddin.
Foto: Menteri Agama Nasaruddin Umar/Net
Artikel Terkait
Perampokan Rumah Mewah Cilegon: Kronologi Pembunuhan Anak Politisi Maman Suherman
GMNI Pecat Resbob: Kronologi Lengkap & Alasan Pemberhentian Anggota Penghina Suku Sunda
Banjir Sumatera 2025: 1.030 Korban Jiwa & Polemik Penolakan Status Bencana Nasional
Presiden Prabowo Ungkap Oknum TNI-Polri Terlibat Penyelundupan Timah Bangka