Ribuan warga New York bergabung dengan para diplomat dunia memberikan “cold shoulder” kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ketika ia berpidato di sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNGA), Jumat (26/9/2025).
Di luar gedung PBB, para pengunjuk rasa membawa bendera Palestina, meneriakkan seruan “Free Palestine” hingga “Arms Embargo Now”, dan menuntut sanksi atas Israel. Sementara di dalam ruang sidang, puluhan delegasi meninggalkan ruangan sebagai bentuk penolakan terhadap pidato Netanyahu.
Protes dan Kecaman di Jalanan New York
Demonstrasi yang dimulai dari Times Square hingga ke kawasan East River di dekat markas PBB berlangsung di bawah penjagaan ketat aparat. Beberapa pengunjuk rasa bahkan membawa boneka menyerupai Netanyahu dengan tangan diborgol, menandakan tuntutan agar ia diadili di Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) atas dugaan kejahatan perang di Gaza.
“Semua orang New York di sini mendukung penangkapannya. Dia tidak diterima di sini,” kata Al-Sharif Nassef, salah satu demonstran, dikutip dari Al Jazeera, Sabtu (27/9).
Sebagian aktivis juga mengaitkan aksi ini dengan janji kandidat wali kota New York dari Partai Demokrat, Zohran Mamadani, yang berkomitmen menegakkan surat perintah penangkapan ICC terhadap Netanyahu. Namun, karena Amerika Serikat bukan anggota ICC, langkah itu dinilai sulit terealisasi secara hukum.
Netanyahu Klaim Israel “Harus Menyelesaikan Gaza”
Pidato Netanyahu sendiri diwarnai ruangan yang setengah kosong. Ia menyatakan Israel harus “menyelesaikan pekerjaan” di Gaza, meski menuai kritik keras. Uniknya, ia mengklaim pasukan Israel berhasil meretas telepon warga Palestina di Gaza untuk menyiarkan pidatonya secara langsung, sebuah langkah yang dianggap banyak pihak sebagai aksi provokatif.
Sementara itu, Juru Bicara Sekjen PBB Antonio Guterres, Stephane Dujarric, enggan berkomentar soal aksi Israel menyiarkan pidato Netanyahu ke ponsel warga Gaza. “Fokus seharusnya pada upaya meringankan penderitaan rakyat Palestina, mempercepat masuknya bantuan kemanusiaan, dan membebaskan para sandera,” katanya.
Dukungan Diplomatik ke Palestina
Di waktu yang sama, para diplomat dari 24 negara yang tergabung dalam Hague Group menggelar pertemuan di New York membahas langkah konkret melawan Israel, termasuk kemungkinan sanksi.
Duta Besar Palestina untuk PBB, Riyad Mansour, menegaskan sudah waktunya dunia bergerak nyata.
“Jika kita gagal bertindak, anak-anak terus terbunuh. Mereka dibakar, dilaparkan, dan kehidupan mereka dihancurkan,” ujarnya.
Beberapa negara, termasuk Kolombia, Afrika Selatan, Turki, Brasil, Irlandia, Spanyol, hingga Arab Saudi, mendukung langkah mendesak penghentian perang Gaza serta dukungan terhadap gugatan genosida Israel di Mahkamah Internasional (ICJ).
Sumber: inilah
Foto: Puluhan diplomat meninggalkan aula pertemuan PBB saat Perdana Menteri Israel naik ke podium untuk berbicara. (Foto: Skysports)
Artikel Terkait
Sah! 9.500 ASN Pindah Kerja ke IKN
Kini Ojol Rekam Kejahatan Dapat Rp 500 Ribu dari Polisi, Bagaimana Caranya?
Kaesang Sebut Giring Ganesha Tak Masuk Pengurus PSI Karena Alasan Pribadi
Kepala BGN Dadan Hindayana Yakin Rp 1,2 T per Hari Terpakai untuk MBG, Menkeu: Serapannya Bagus