GELORA.ME - Kontroversi seputar riwayat pendidikan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka kembali meledak di ruang publik.
Kali ini, pemicunya adalah sebuah video analisis tajam di kanal YouTube Balige Academy yang menguliti tuntas dugaan ketidaksesuaian data serius antara yang tercatat di situs Komisi Pemilihan Umum (KPU) dengan yang dirilis secara resmi oleh Kementerian Sekretariat Negara (Setneg).
Dalam tayangan berjudul “RIWAYAT PENDIDIKAN GIBRAN NGAWUR!!! DUA VERSI KPU vs KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA!”, analis Rismon Sianipar tanpa tedeng aling-aling menyebut inkonsistensi ini sebagai "kekonyolan" sekaligus "kejanggalan" yang seharusnya tidak melekat pada seorang pejabat tinggi negara sekelas wakil presiden.
Sorotan utama Rismon tertuju pada dua versi data yang saling bertabrakan.
Menurut data resmi KPU yang digunakan saat pendaftaran Pilpres, Gibran tercatat menempuh studi di UTS Insearch, Sydney, Australia, selama periode tiga tahun, dari 2004 hingga 2007.
Durasi ini langsung memantik kecurigaan, sebab program persiapan universitas atau matrikulasi seperti UTS Insearch lazimnya hanya berlangsung 8 hingga 12 bulan.
"Apakah dia mengulang-ulang matrikulasi itu selama tiga tahun? Kita enggak tahu,” ucap Rismon dengan nada penuh skeptisisme dalam videonya. Pertanyaan ini menyiratkan adanya keanehan dalam klaim durasi studi yang tidak wajar tersebut.
Kronologi Terbalik: S1 Dulu Baru Setara SMK?
Kejanggalan semakin menjadi-jadi ketika data KPU tersebut dibenturkan dengan versi yang pernah diunggah oleh akun media sosial resmi Kementerian Sekretariat Negara, @setnegri.
Dalam rilis Setneg, kronologi pendidikan Gibran justru terbalik dan berbeda total.
Disebutkan bahwa Gibran lebih dulu menempuh pendidikan S1 di Management Development Institute of Singapore (MDIS) pada 2004–2007.
Setelah itu, barulah ia mengambil program setara Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di UTS Insearch pada 2007–2010.
Urutan pendidikan yang tidak lazim ini menjadi bahan kritik utama Rismon.
“S1 dulu baru SMK. Kan konyol sekali begini,” katanya, menyoroti betapa absurdnya alur pendidikan seorang pejabat negara yang seharusnya tercatat dengan rapi dan jelas.
Kebingungan publik tidak berhenti di situ.
Rismon juga menyinggung versi lain yang pernah diberitakan oleh kantor berita Antara, yang menyebut UTS Insearch sebagai program S2.
Simpang siur informasi dari berbagai sumber kredibel ini, menurutnya, sudah masuk dalam kategori pembohongan publik.
“Ini pembohongan publik,” tegasnya.
Ia lantas mempertanyakan esensi penyetaraan ijazah UTS Insearch dengan SMK di Indonesia. Menurutnya, kedua institusi tersebut memiliki tujuan yang fundamental berbeda.
“Tujuannya berbeda. SMK membekali kompetensi kerja, sementara UTS Insearch menyiapkan jalur akademik. Di mana titik temunya?” tanyanya retoris.
Luka Lama yang Kembali Menganga
Perdebatan mengenai latar belakang pendidikan Gibran sebenarnya bukanlah isu baru.
Jauh sebelum video Rismon viral, masalah ini sudah menjadi polemik panjang, bahkan sempat diseret ke meja hijau.
ebuah gugatan perdata pernah dilayangkan oleh Subhan Palal di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dengan nomor perkara 583/Pdt.G/2025/PN Jkt.Pst.
Gugatan tersebut secara spesifik mempersoalkan keabsahan ijazah SMA dan sertifikat UTS Insearch milik Gibran yang dinilai tidak setara.
Kritik tajam juga pernah dilontarkan oleh mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu.
Ia secara terbuka meragukan penyetaraan sertifikat UTS Insearch, yang menurutnya lebih mirip lembaga bimbingan belajar daripada institusi pendidikan formal setara diploma atau sarjana.
Said Didu juga menyoroti momentum penyetaraan ijazah tersebut yang dilakukan pada tahun 2019, tepat saat ayah Gibran, Joko Widodo, menjabat sebagai presiden, sehingga menimbulkan kesan kuat adanya nepotisme.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada klarifikasi resmi terbaru dari pihak Gibran Rakabuming Raka maupun Kementerian Sekretariat Negara untuk menjernihkan simpang siur data ini.
Sumber: Suara
Artikel Terkait
Bupati Pati Sudewo Rampung Diperiksa KPK, Irit Bicara
Breaking News! APBN Tekor Rp321,6 Triliun hingga Agustus 2025
Polemik Ijazah Jokowi Panjang Tak Berkesudahan
2 Sosok Pencipta Pajak Bikin Rakyat Menjerit, Firaun Yang Pertama?