Sebuah pemandangan yang tak terduga tersaji di gedung KPK. Immanuel Ebenezer (Noel), Wamenaker yang dikenal dengan citra aktivis sangar dan vokal, tampak menangis sesenggukan setelah resmi menjadi tersangka dan ditahan.
Namun, bukan simpati yang ia dapat, tangisannya justru menjadi bahan lelucon dan bulan-bulanan netizen di seluruh media sosial.
Pemicunya adalah sebuah permintaan yang dinilai absurd dan dramatis.
Di hadapan kamera, Noel tidak meminta maaf kepada rakyat, melainkan memohon ampun langsung kepada Presiden Prabowo Subianto dan berharap mendapatkan amnesti.
Sontak, "drama air mata" ini dianggap sebagai aksi panggung yang gagal total, memicu gelombang cemoohan yang jauh lebih kejam dari status tersangkanya.
"Semoga Saya Dapat Amnesti": Permohonan Janggal di Kasus Korupsi
Setelah rompi oranye terpasang di badannya, Noel memberikan pernyataan yang mengguncang. Ia mengklaim dirinya telah dijebak untuk melemahkan pemerintahan Prabowo.
Puncaknya, sambil terisak, ia mengarahkan permohonannya langsung ke Istana.
"Saya minta ampun ke Bapak Presiden Prabowo. Semoga saya dapat amnesti," ujarnya.
Permintaan ini sontak dianggap janggal oleh publik karena dua alasan utama:
Amnesti Bukan untuk Koruptor: Amnesti adalah pengampunan yang diberikan kepala negara untuk kejahatan politik, bukan untuk kasus pidana seperti korupsi atau pemerasan.
"Air Mata Buaya": Saat Netizen Tak Tunjukkan Belas Kasihan
Alih-alih menuai simpati, tangisan dan permohonan Noel justru menjadi "bensin" bagi kemarahan netizen. Media sosial dibanjiri komentar pedas yang menudingnya sedang bersandiwara.
Banyak yang menyebut aksinya berlebihan dan tidak tulus. "Dulu garang di TV, kena OTT langsung jadi drama queen," tulis seorang pengguna X.
Istilah ini ramai digunakan untuk menggambarkan tangisan yang dianggap palsu dan manipulatif.
Netizen mengkritik keras alamat permohonannya. "Minta ampun kok ke Presiden? Minta ampun tuh sama Tuhan dan rakyat yang lo khianati," timpal pengguna Instagram.
Jejak digitalnya yang dulu vokal mendukung hukuman mati bagi koruptor juga kembali diviralkan, membuat tangisannya terlihat semakin ironis.
Menyeret Presiden ke Pusaran Masalah
Di luar reaksi publik, permohonan Noel kepada Prabowo adalah langkah yang sangat berisiko secara politik.
Ia secara sengaja mencoba membangun narasi bahwa kasusnya adalah serangan politik terhadap presiden.
Ini menempatkan Prabowo dalam posisi yang sangat sulit, karena merespons permohonan ini bisa dianggap sebagai intervensi hukum, sementara mengabaikannya bisa dianggap meninggalkan "loyalis"-nya.
Pada akhirnya, tangisan Immanuel Ebenezer tidak menghasilkan apa-apa selain cemoohan.
Ini adalah pelajaran pahit bahwa di era digital, publik tidak lagi mudah tertipu oleh air mata, terutama jika ia datang dari seseorang yang rekam jejaknya penuh dengan kontroversi.
Menurut Anda, apakah tangisan Noel ini tulus karena merasa dijebak, atau murni sebuah strategi untuk mencari simpati?
Bagikan analisis Anda di kolom komentar.
Sumber: suara
Foto: Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer (kedua kanan) bersama tersangka lainnya berjalan menuju ruang konferensi pers usai terjaring OTT KPK di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Jumat (22/8/2025). [ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/foc]
Artikel Terkait
Ahmad Husein Dulu Dianggap Pejuang Warga Pati, Kini Dicap Sengkuni setelah Dirangkul Sudewo
Jokowi dan Relawan Bikin Tambah Kotor Indonesia
3 Versi Video Syur Cewek Jubir Morowali vs Pria China, Linknya Masih Dicari-cari!
Nanik S Deyang Bongkar Kedok Noel: Dari Seret Prabowo di Kasus Ratna hingga Koleksi 21 Mobil Baru