GELORA.ME - Anggota TNI yang tewas dianiaya seniornya Prada Lucky Chepril Saputra Namo ternyata sempat merasakan sakit yang luar biasa terlebih dahulu sebelum dinyatakan tewas.
Kondisi mengenaskan Prada Lucky itu diungkapkan oleh kakak korban Lusi Namo seperti dimuat Tribunnews.com Minggu (10/8/2025).
Lusi mendapatkan informasi dari dokter yang merawat Prada Lucky, bahwa ginjal dan paru-paru hingga hancur akibat penganiayaan sehingga membutuhkan tiga kantong darah.
Menurutnya, dugaan kekerasan itu terjadi saat pergantian piket dari hari Senin hingga Jumat.
Di dalam sel, kata dia, korban dan rekannya tidur di lantai tanpa tempat tidur.
Dalam pengakuannya, Lusi mengatakan sempat melihat ada bekas sepatu pada perut Prada Lucky.
“Richard juga kena, tapi yang saya tahu lebih parah Lucky."
"Saya lihat perutnya ada bekas sepatu dan dugaan saya itu diinjak,” jelasnya.
Lusi menambahkan, beberapa hari sebelum koma, Prada Lucky masih berkomunikasi lewat panggilan video dan terlihat dalam kondisi baik.
Prada Lucky juga sempat bercerita pernah dipukul senior meski sedang sakit.
“Senior pikir dia pura-pura tidak mau kerja di dapur,” tambah Lusi.
Lusi menjelaskan, kabar masuknya Prada Lucky ke rumah sakit diterima keluarga dari pihak rumah sakit yang diminta tolong oleh korban untuk menghubungi orang tuanya di Kupang, NTT.
Lusi pun mengaku terkejut karena selama hidup bersama keluarga, adiknya tidak pernah mengalami sakit parah.
“Waktu masuk rumah sakit, butuh tiga kantong darah."
"Selama ini hanya sakit biasa, saat dengar itu saya langsung perasaan tidak enak," imbuhnya.
Diketahui Prada Lucky Chepril Saputra Namo tewas setelah sebelumnya mendapatkan perawatan intensif di RSUD Aeramo, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT) karena dianiaya seniornya.
Pada Lucky tewas pada Rabu (6/8/2025) pukul 11.23 Wita.
Dari laporan intelijen sementara seperti dimuat Pos-Kupang Jumat (8/8/2025) Prada Lucky ternyata dianiaya 20 seniornya.
"Bahwa memang benar telah terjadi pemukulan terhadap Prada Lucky Chepril Saputra Namo yang dilakukan oleh beberapa orang seniornya," demikian isi laporan intelijen yang ditujukan kepada Asintel Kasdam IX/Udayana.
Laporan dimaksud merujuk pada hasil pemeriksaan Staf-1/Intel Yonif 834/WM terhadap personil yang terlibat dalam pemukulan Prada Lucky Namo.
Pelaku pemukulan dikelompokan menjadi dua, yakni pemukulan menggunakan selang dan pemukulan menggunakan tangan.
Total pelaku sebanyak 20 orang yang juga personel TNI. Yakni sebanyak 16 orang memukul memakai selang dan empat orang dengan tangan kosong.
Akibat penganiayaan itu berdampak pada kondisi kesehatan Prada Lucky Namo. Pada Senin (4/8/2025) pukul 23.30 Wita, Prada Lucky Namo masuk ruang ICU RSUD Aeramo, Nagekeo
Sumber: Wartakota
Artikel Terkait
Tak Terima Hukumannya Bertambah jadi 4 Tahun Usai Kasasi, Mira Hayati Siap Melawan
Organisasi Ekstra Legal, Relawan sebagai Hama Politik
Pramono Mau Bangun Empat Pembangkit Listrik Berbasis Sampah, Colek PSI
Rincian Kekayaan Yaqut Cholil Qoumas yang Diperiksa KPK, Alphard Mewah dan Tanah di Jakarta Timur